Website counter

Rabu, 11 Agustus 2010

Kamera, Dulu Repot Kini Praktis

Coba kita lihat, hampir semua telepon seluler sudah berkamera. Pengoperasiannya pun kini mudah, tinggal klik, langsung jadi. Namun dulu, sangat susah orang berfoto di mana dan kapan saja. Kamera jaman dulu sangat besar, berat dan tidak praktis.

Kamera obscura
Ibn Al-haytham adalah penemu prinsip kamera. Ilmuwan kelahiran Basra, Irak, di bukunya, Book of Optics, menyebutkan pemakaian lubang jarum dan lensa di dinding ruangan gelap untuk memproyeksikan apa yang ada di luar ke dalam ruangan dengan gambar terbalik. Prinsip kamera ini dikenal sebagai kamera obscura. Obscura dalam bahasa Latin berarti ruang gelap. Meski prinsip memfoto sudah ditemukan, tetapi kita belum bisa menikmati hasil foto dan menikmati hasil cetak foto seperti sekarang ini. Jika kamera onscura ciptaan Al-haytham berukuran besar, seorang ilmuwan Inggris,tahun 1660-an, Robert Boyle, dibantu Robert Hooke, berhasil menciptakan kamera obscura jinjing. Tahun 1685, Johan Zahn menyempurnakan kamera obscura menjadi lebih kecil dan mudah dibawa. Selain itu, juga memanfaatkan cermin dan lensa untuk menfokuskan gambar.

Cetak foto
Perkembangan kamera dan fotografi semakin berarti setelah Joseph Nicephore Niepce mencoba mencetak pada sebuah lempengan pewter (logam lunak campuran) dengan bitumen (semacam aspal) pada tahun 1814. Saat terkena cahaya, bitumen akan mengeras. Bagian yang tidak mengeras kemudian dilarutkan. Bagian inilah cikal bakal foto. Pada tahun 1836, Louis Jacques Daguerre menyempurnakan proses cetak foto. Ia membuat lempengan tembaga menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Proses ini dinamakan daguerreotype. Pada tahun 1840 William Fox Talbot menyempurnakan proses cetak foto yang dikenal dengan calotype. Baik Daguerre maupun Talbot menggunakan kamera yang sedikit berbeda dari kamera Zahn. Mereka memakai lempengan logam atau lembaran kertas yang diletakkan di depan layar bidik, merekam gambar, dan menggeser lensa untuk memfokuskan gambar. Era lempengan basah sebagai media rekam gambar kemudian disempurnakan dengan ditemukannya lempengan kering collodion pada tahun 1855 oleh Desire van Monckhoven. Kemajuan dunia fotografi makin sempurna dengan temuan Richard Leach Maddox yang menggunakan gelatin kering pada tahun 1871. lempengan kering ini lebih cepat dan lebih bagus hasil cetakannya dibandingkan dengan lempengan basah. Pada era ini, untuk pertama kalinya kamera bisa dibuat dalam ukuran genggam dan dapat disimpan di dalam tas. Sejak itu berbagai desain kamera muncul, ada single atau twin lens reflexes, kamera berukuran besar, kamera saku, hingga kamera yang disatukan dengan arloji, topi, dan sebagainya mulai berkembang.

Era film
Setelah era pelat dunia fotografi semakin menyenangkan sejak ditemukan film fotografi oleh George Eastman. Tahun 1885, film fotografik masih menggunakan lembaran kertas, pada tahun yang sama berkembang lagi teknologi fotografi dengan film. Eastman menciptakan kontak kamera dengan film seluoid yang bisa menampung 100 frame foto. Kamera berbentuk kotak dengan single focus dan single shutter ini dinamakan Kodak. Kamera brownie karya Eastman sangat populer hingga tahun 1960-an. Industri kamera makin ramai sejak Jepang ikut memproduksi kamera dengan film 35 milimeter yang bermerek Canon pada 1936. Sekitar tahun 1913, Oskar Barnack menggunakan film dengan ukuran 35 milimeter, dan mengembangkan kamera berukuran kompak (kecil). Film ukuran 35 milimeter mendominasi pemakaian film kamera hingga era kamera digital. Selain kamera yang memakai film, muncul juga kamera instan. Hasil fotonya bisa langsung kita lihat sesaat setelah pemotretan tanpa melalui proses pencucian dan percetakan film. Kamera instan pertama kali dipopulerkan oleh Polaroid dengan Model 95. Kamera ini juga bisa disebut Kamera Landa karena diciptakan oleh Edwin Land. Teknologi pengoperasian kamera makin berkembang. Salah satunya adalah penambahan light meter (pengukur cahaya) dan pengaturan penerimaan cahaya otomatis.

Era Digital
Era analog mulai ditinggalkan, digantikan dengan kamera digital. Perbedaan antara kamera analog dan kamera digital adalah bahwa kamera digital tidak memerlukan film. Gambar yang direkam disimpan ke dalam kartu memori atau tempat penyimpanan di dalam kamera itu. pengoperasian kamera ini menjadi sangat murah. Selain untuk membuat foto, kamera digital juga bisa untuk merekam video. Tentu saja hal ini membuat kamera analog tersingkir. Selain pengoperasian lebih mudah, harga murah, proses lebih cepat, dengan jangkauan cukup lebar, kamera digital menjadi sangat populer. Kepopuleran kamera digital makin menjadi-jadi ketika ia menjadi fitur wajib ditelepon seluler dan hasil foto tersebut bisa langsung diunggah ke situs jejaring sosial semacam Facebook. • Sigit Triwahyu / NG KIDS Indonesia


Sumber : Kompas Anak, Minggu, 1 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar