Website counter

Minggu, 01 Agustus 2010

Melepas Pengampunan

Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; Matius 6 : 12

Bacaan : Matius 18 : 21 – 35

Jika kita mengalami kecelakaan dan terluka, katakanlah lutut kita robek dan berdarah atau betis kita gosong terkena knalpot sepeda motor, tentu kita akan segera merawatnya. Kita akan segera membersihkan lutut kita dengan air bersih dan menyekanya dengan kain yang bersih pula. Kita akan teteskan obat merah dan kemudian menutup luka itu dengan perban atau plester agar tidak infeksi. Untuk betis yang gosong, kita akan segera mengoleskan pasta gigi atau madu atau merendamnya dengan air dingin agar panas di kulit di serap oleh pasta, madu atau air dingin. Sebagai manusia normal kita tentu bereaksi cepat untuk menyembuhkan luka saat mengalami kecelakaan. Lalu bagaimana kalau perasaan atau hati kita yang terluka? Apakah kita juga cepat menyembuhkannya? Untuk menyembuhkan hati yang terluka, obatnya hanya satu yaitu pengampunan.

Bicara masalah pengampunan, Yesus-lah figure paling patut kita tiru. Ketika menjalani proses demi proses menuju penyaliban mulai dari taman Getsemani sampai bukit Golgota, Yesus tak pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata kutukan atau balas meninju orang yang memukul-Nya. Yesus hanya diam walaupun mungkin sebagian orang yang berseru salibkan Dia salibkan Dia adalah orang yang dahulu pernah di sembuhkan-Nya. Yesus tak pernah mengutuk saat para tentara dengan bahagia dan tertawa-tawa mengundi pakaian-Nya dan justru Yesus meminta ampun kepada Bapa-Nya karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Kalau Yesus yang suci dari dosa saja masih mau mengampuni sekalipun Dia menerima begitu banyak ketidakadilan, mengapa kamu begitu berat mengampuni?

Girls, hal yang membuat kita sulit mengampuni adalah kita lebih sering melihat orang lain bersalah dan kita benar. Sebagian lagi orang berkata bahwa kalau mereka mengampuni berarti mereka pecundang dan cengeng. Bisa melepas pengampunan adalah tanda kita meneladani Kristus, bukan pecundang. Hanya seorang pengecut dan pecundang yang tak bisa melepas pengampunan. • Debi Nurcahya


Catatan : Artikel ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Selasa, 10 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar