Website counter

Selasa, 17 Agustus 2010

Asli tapi Palsu


"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Matius 5 : 13

Bacaan : Matius 5 : 13 – 16

Kalau seandainya hari ini ada seseorang yang memberikanmu pilihan, menerima uang seribu rupiah tetapi asli atau sepuluh juta rupiah namun palsu, manakah yang kamu pilih? Sudah pasti kamu memilih yang sepuluh ribu rupiah karena memiliki nilai. Uang palsu sebanyak apapun tidak akan ada yang mau karena tidak memiliki nilai. Segala sesuatu yang palsu, contohnya uang, biasanya di gunakan untuk kejahatan atau merugikan orang lain, bank manapun atau kita sendiri tidak akan sudi menerima uang palsu.

Apapun status kita hari ini, kita tentu tak sudi menerima sesuatu yang palsu, apalagi Tuhan. Khotbah di bukit yang salah satunya membahas tentang garam dan terang dunia, memiliki makna tersirat kepada kita untuk serius melakukan Firman-nya. Tuhan tidak mau kita tidak tulus mengasihi orang lain atau melakukan Firman Tuhan dengan pura-pura atau mencari penghormatan untuk diri sendiri karena itu semua tidak memiliki arti sama seperti garam yang sudah tawar. Analogi sederhananya adalah saat kita tahu cowok yang selama ini berkata I love u pada kita dan kelihatan begitu setia ternyata tidak tulus mencintai kita. Dia mencintai hanya karena taruhan dengan temannya atau ingin memanfaatkan kita. So sudah pasti hati kita terluka, apalagi Tuhan kalau Dia tahu kasih kita padaNya palsu alias kita hanya ingin berkat-Nya doang.

Renungan hari ini mengajak kita semua untuk mengoreksi hati, apakah kasih kita kepada Tuhan benar-benar tulus atau palsu? Apakah kita begitu semangat ikut pelayanan atau aktif di gereja hanya supaya diberkati, atau kita tulus melayani Dia? Tuhan sudah mengasihi kita dengan sepenuh hati, mari kita membalas kasih-Nya dengan mengasihiNya juga dengan sepenuh hati. • Shelvy Andriana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar