Website counter

Minggu, 01 Agustus 2010

Karakter


Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Hakim-hakim 21 : 25

Bacaan : Hakim-hakim 2 : 6 – 23

Beberapa tahun belakangan ini, halaman depan berbagai media cetak atau berita di televisi memuat hal-hal yang kurang pantas di tiru oleh generasi muda. Setiap hari kita dijejali berita kasus korupsi, pertikaian antar partai, aparat penegak hukum yang menerima suap atau menjadi Markus, sampai plagiarisme. Berita baik seakan menjadi suatu berita langka di dunia ini sehingga banyak diantara kita memilih tidak membaca berita atau menonton acara berita di televisi karena sebagian besar berita yang ada justru berita buruk lengkap dengan komentar-komentar beberapa orang yang dianggap kompeten dalam berita yang sedang menjadi "hot issue". Sesuatu yang tabu, kini di anggap lumrah. Bahkan, ada artis yang tak bermoral dan namanya miring di masyarakat dengan pede mencalonkan diri menjadi kepala daerah, sungguh ironis.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa yang terjadi di negeri kita? Karakter yang mulai rendah nilainya. Sebagai anak Tuhan, apakah kita tetap teguh berdiri meneladani Kristus, atau kita memilih ikut-ikutan arus dunia? Bukan rahasia, banyak orang Kristen kehilangan karakter Kristus walaupun dia masih rajin ke gereja dan di KTP nya tertulis agama Kristen. Banyak orang Kristen melakukan apa yang persis di lakukan orang-orang dunia saat bekerja atau berinteraksi dengan masyarakat, namun saat hari minggu dengan "sangat rohani" dia menyembah dan memuji Tuhan. Tuhan tentu tak ingin kita menjadi orang Kristen jenis bangsa Israel seperti waktu jaman hakim-hakim. Kita tahu Tuhan adalah penguasa alam semesta, namun kita hidup semaunya. Kita tahu memaafkan orang yang kasar atau sirik dengan kita adalah bentuk kasih, namun kalau kita tak mau melakukannya itu sama saja kita tidak taat akan perintah Tuhan.

Lalu bagaimana cara kita memiliki karakter Kristus di tengah jaman yang rusak ini? Jadilah pelaku firman. Saat kita belajar meneladani Kristus, maka kita akan bisa memberi pengaruh positif untuk orang-orang sekitar kita. Contohlah teladan Paulus yang tetap setia walau mengalami berbagai tantangan, Paulus senantiasa kuat dan mampu mempertahankan imannya sampai akhir karena menjadi pelaku firman. • Richard T.G.R


Catatan : Artikel ini dimuat di RHK Aletea – Rabu, 18 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar