Website counter

Minggu, 01 Agustus 2010

Sensitif


"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Matius 15 : 32

Bacaan : Matius 15 : 32 – 39

Rencana pembangunan Gedung DPR senilai 1, 8 triliun beberapa waktu lalu menuai protes dari berbagai pihak. Kenapa masyarakat banyak yang tidak setuju rencana ini? Karena pemborosan dan melukai hati nurani rakyat sebab tidak sensitif dengan penderitaan rakyat, terutama untuk dunia pendidikan. Data Kementrian Pendidikan Nasional mencatat masih ada 161.000 ruang kelas rusak dan 45 persen di antaranya tergolong rusak berat. Untuk membangun sekolah rusak yang rata-rata hanya Rp 50 juta per satu kelas, maka uang 1, 5 triliun itu cukup untuk membangun 12.000 sekolah baru. (Sumber : Harian Kompas, 6 Mei 2010).

Ada kalanya memang pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang tidak memihak rakyat sehingga sensitifitas kita terusik dan kita angkat bicara. Sah-sah saja kita mendukung atau menolak kebijakan pemerintah, namun pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, apakah saya sensitif dengan keadaan orang-orang di sekitar saya? Apakah saya tergerak untuk menolong seseorang yang kecelakaan di pinggir jalan? Apakah saya tergerak hati memberikan tempat duduk saya dalam bus kota yang penuh sesak kepada seorang ibu hamil yang berdiri? Apakah saya sensitif terhadap pergumulan sahabat saya? Apakah saya sensitif terhadap keadaan ortu? Apakah saya peka dengan kesulitan yang teman kerja saya alami? Kalau selama ini diri kita sendiri tidak bisa sensitif dan berempati dengan keadaan orang-orang sekeliling kita, tanpa sadar kita sama aja dengan beberapa wakil rakyat di DPR sana yang masa bodoh dengan kesusahan rakyat.

Yesus adalah figure terbaik yang patut kita contoh masalah sensitif. Walaupun tak ada satu murid pun yang komplain atau salah satu dari orang banyak meminta makanan setelah tiga hari mereka mengikut Dia, Yesus tahu apa kebutuhan mereka. Yesus sediakan makanan lebih dari cukup untuk membuat mereka kenyang dan bisa berjalan pulang dengan penuh semangat. Jadilah anak Tuhan yang sensitif dan peduli dengan kebutuhan orang lain serta tidak egois. • Richard T.G.R


Catatan : Artikel ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Minggu, 08 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar