Website counter

Sabtu, 30 Juni 2012

Usia Bukan Halangan

Baca : Mazmur 92 : 13 – 16
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. (Mazmur 92 : 15)

Mampukah nenek berusia 74 tahun menjadi juara binaraga? Mungkin Anda geli membaca pertanyaan ini dan menganggap ini hanya lelucon. Namun saya tak sedang melawak. Marjorie Newlin dari Philadelphia, Amerika, adalah binaragawati tertua di dunia yang berhasil memenangi sejumlah kompetisi binaraga setelah mengalahkan para juniornya. Newlin mulai serius melatih tubuhnya pada usia 72 tahun. Coba bayangkan seorang nenek keriput latihan mengangkat-angkat dumble? Pada mulanya pelatih fitnessnya geli melihat ia berlatih, namun toh pada akhirnya tubuhnya terbentuk setelah berlatih selama kurang lebih dua tahun. Sejak itulah ia mulai mengikuti berbagai kompetisi dan menang. Karena prestasinya tersebut, ia telah sering dipanggil dalam berbagai acara televisi, termasuk acara Oprah Winfrey Show. Newlin meninggal dunia pada 24 Januari 2008 dalam usia 87 tahun.

WANITA, apakah hari ini Anda merasa sudah terlalu tua untuk mengembangkan talenta atau menghasilkan suatu prestasi dalam pekerjaan Anda? Kita tidak perlu seekstrim Newlin dengan terjun dalam dunia binaraga, namun ketahuilah bahwa usia bukan halangan untuk kita menghasilkan prestasi demi prestasi. Yang menghalangi kita bertumbuh dan berprestasi adalah pikiran kita sendiri yang berkata aku sudah tua, aku sudah sakit-sakitan, biarlah yang muda-muda saja yang menggantikan posisiku, kini waktunya aku menikmati hari tua. Tidak ada yang melarang kita menikmati hari tua dan menyadari bahwa fisik kita mulai lemah. Kita berhak pensiun dari dunia kerja, namun bukan berarti kita lantas tidak bertumbuh atau berusaha menggali talenta yang belum kita ketahui.

WANITA, berapapun usia kita hari ini, tetaplah semangat untuk terus bertumbuh dan berbuah baik secara jasmani dan rohani. Tidak ada istilah pensiun untuk menjadi semakin lebih baik dan berprestasi karena semakin kita tua, seharusnya kita makin berbuah lebat dan berakar kuat dalam Tuhan. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Sabtu, 30 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku selalu semangat untuk bertumbuh?
Aplikasi          : Jangan pernah berhenti bertumbuh.
Doa                 : Tuhan, ajar aku terus bertumbuh dan berbuah sepanjang hidupku. Amin.

Stop the Fight

Baca : Matius 5 : 25 – 26
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. (Matius 5 : 25)

Alkisah, ada dua bocah bermain bersama. Bocah pertama melihat ada buah kacang tergeletak di tanah. Sebelum ia memungutnya, bocah kedua berhasil mendahuluinya. Bocah pertama protes, "Berikan kacangnya. Itu punyaku. Aku yang lihat duluan." Bocah kedua jawab, "Ini punyaku. Aku yang mengambilnya." Akhirnya dua bocah itu bertengkar. Saat itu lewat seorang bocah berbadan gede. Begitu melihat pertengkaran kedua bocah itu, berkatalah dia, "Sini berikan kacangnya. Biar aku yang beresin masalah kalian." Bocah itu bagi kacang itu jadi dua. Ia keluarin buahnya. Lalu pada bocah pertama, diberikannya separuh kulit kacang dan separuhnya lagi diberikan pada bocah kedua. Sementara, bijinya dimasukkannya ke dalam mulutnya sambil ngomong, "Ini buatku yang udah beresin masalah kalian."

Guys, jika kamu bertengkar atau berdebat dengan temanmu karena beda pendapat atau memperebutkan sesuatu, alangkah bagusnya klo kamu segera beresin pertengkaranmu. Jangan sampe ada pihak ketiga yang mencari keuntungan dari pertengkaranmu yang tak kunjung selesai. FirTu ngajarin kita agar segera berdamai dengan lawan karena itu baik buat dirimu sendiri maupun orang yang berselisih paham denganmu. Nggak enak banget musuhan karena setiap kali kamu ketemu orang yang kamu musuhin, pasti kamu merasa nggak tenang, pinginnya berbuat jahat, atau kalau pas mau nggak mau kalian kerja sama buat bikin tugas, kalian nggak kompak sehingga tugas itu hasilnya jelek.

Kalau dibiarin terus, bisa aja kalian berkelahi dan saling merugikan satu sama lain, efek samping lainnya kalian melakukan tindak kejahatan dan jatuh dalam dosa, hanya gara-gara nggak mau berdamai. Jaga hubungan pertemananmu dengan selalu segera beresin masalah jika terjadi pertengkaran dan mau meminta maaf kalau kamu sudah berbuat salah atau melakukan sesuatu yang menyakitkan temanmu. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Kamis, 28 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku suka berlama-lama membereskan masalah?
Aplikasi          : Jangan bertengkar terlalu lama, segera bereskan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mau segera bereskan masalah. Amin.

Hanya Barang Titipan

Baca : Matius 6 : 19 – 21
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (Matius 6 : 19)

Saya memiliki seorang teman yang bekerja sebagai tenaga pemasaran. Tahun lalu, dia mendapat tugas dari perusahaan untuk tinggal di Yogya selama dua bulan sehingga harus meninggalkan Semarang. Saat tugas di Yogya itulah dia kemudian menitipkan sepeda motornya kepada saya untuk dirawat dan dipakai. Selama dua bulan itu saya memakai sepeda motor itu untuk pergi ke sana ke mari, mengisi bensin saat sudah habis, memompa ban secara berkala, dan mencuci sepeda motor itu. Saya berusaha merawat motor itu sebaik mungkin walaupun itu hanya barang titipan. Ketika teman saya pulang dan mengambil motor itu, saya mengembalikannya dengan perasaan sukacita karena diberikan kepercayaan memakai dan menggunakan motor itu.

Sahabat ReMa, apapun yang kita miliki hari ini sesungguhnya barang titipan Tuhan, sehingga kita seharusnya sangat bersyukur dan menghargai apapun dan berapapun sesuatu yang Tuhan berikan. Kalau hari ini kita diberikan pekerjaan yang hasilnya kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga, bekerjalah sebaik mungkin. Kalau saat ini kita diberikan rumah untuk kita berteduh dan beristirahat, mari kita rawat dan jaga rumah kita agar enak untuk dihuni. Kalau kita hari ini diberikan harta benda misalnya laptop, mobil atau motor, mari kita gunakan semuanya itu untuk melakukan hal-hal yang positif. Semua harta benda yang kita miliki itu hanya akan bisa kita pakai di dunia dan sewaktu-waktu bisa hilang, rusak atau kita buang karena sudah tak bisa diperbaiki. Oleh karena itu mari kita menuruti nasehat Tuhan tentang hal mengumpulkan harta yaitu kita mengumpulkan harta di surga yang tak dapat rusak dan tak dapat dicuri. Harta itu adalah apa yang selama ini menjadi priorotas utama kita hidup. Kalau kita melekatkan hati kita pada uang, maka uang itu tak bisa kita bawa ke surga karena uang adalah barang dari dunia. Namun jika kita melekatkan hati untuk mempraktekkan kasih, maka kita akan menyimpan kasih itu di surga karena kasih adalah yang terbesar (I Korintus 13:13).

Sampai malam ini, tindakan-tindakan kasih apa yang sudah kita praktekkan dan mengucap syukurlah kepada Tuhan untuk harta apapun yang Tuhan ijinkan kita miliki saat ini. Doakan orang-orang yang selama ini sudah mengasihi Anda dalam berbagai bentuk dan ampunilah orang-orang yang menyakiti hati Anda karena dari merekalah Anda belajar arti mengampuni. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Malam – Kamis, 28 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana sikapku selama ini akan semua yang aku miliki?
Aplikasi          : Mengucap syukurlah atas apapun yang kita punya.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk tahu terima kasih. Amin.

Asal Tuhan Senang

Baca : Kejadian 8 : 15 – 22 dan Kejadian 6 : 9 – 22
…. Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. (Kejadian 8 : 21)

Bagaimana cara membuat seseorang mengabulkan keinginan kita? Ada banyak cara, salah satunya adalah dengan menyenangkannya. Sebagai penjual atau produsen, kita berusaha menyenangkan pelanggan dengan memberikan hadiah atau diskon khusus agar mereka loyal. Agar pujaan hati mau menerima cinta kita, pasti kita terlebih dahulu melakukan berbagai aksi yang membuat dia senang. Bagi orang-orang yang ingin urusannya beres dengan pejabat, mereka menyediakan wanita, mobil atau uang sebagai ″kado″. Bagi bawahan yang ingin cepat naik pangkat atau naik gaji dengan cara licik, mereka melakukan segala cara agar bapak senang (ABS).

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kalau kita bisa menyenangkan manusia, terlepas dari itu tujuannya baik atau jahat, apakah kita pun selalu mampu menyenangkan hati Tuhan melalui perbuatan kita? Kisah perjanjian Nuh dengan Tuhan bisa terjadi karena sebelumnya Nuh terlebih dahulu memberikan korban bakaran yang harum bagi Tuhan. Saat kita mempelajari riwayat Nuh, kita akan tahu Nuh seseorang yang benar dan tidak bercela di antara orang sejamannya. Perbuatan sehari-hari Nuh jelas menyenangkan hati Tuhan sehingga dialah yang terpilih untuk selamat saat Tuhan menghukum dunia. Tuhan memampukan Nuh membuat bahtera yang luar biasa besarnya dan mengasuh pasukan binatang yang puluhan hari tinggal bersamanya dalam bahtera.

Hati Tuhan akan disenangkan saat perbuatan sehari-hari kita seturut firman Tuhan. Memang betul kita manusia yang tidak sempurna, yang setiap hari bisa jatuh dosa, namun kita pasti mampu menyenangkan hati Tuhan kalau kita menghidupi kebenaran firman Tuhan di tengah dunia yang penuh dosa ini. Orang dunia bisa ABS, kita bisa ATS (asal Tuhan senang). {rtgr}

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Rabu, 27 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku selalu berusaha menyenangkan hati-Nya?
Aplikasi          : Jadilah pelaku firman.
Doa                 : Tuhan, ajar aku selalu mampu menyenangkanmu. Amin.

Naikkan Energimu

Baca : I Raja-raja 19 : 1 – 8
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11 : 28 )

Untuk melakukan segala aktifitas, kita membutuhkan energi. Namun ada kalanya sebelum kita mampu menyelesaikan segala aktifitas dalam satu hari, energi kita sudah hampir habis di tengah hari. Energi kita bisa terkuras habis sebelum waktunya biasanya terjadi oleh hal-hal yang sering tidak kita sadari. Contohnya : kurang tidur, dehidrasi, tidak cukup makan, kurang percaya diri, berperilaku buruk, dan mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai. Tentu saja kita tidak mau menjalani aktifitas dengan semangat yang lesu sehingga kinerja kita rendah.

Untuk mengatasinya, ada beberapa tips sederhana untuk menaikkan energi Anda saat lesu. Berikut beberapa tipsnya : Pertama, konsumsi makanan yang sehat. Di jam istirahat ini, isi perut Anda dengan makanan bergizi. Fast food memang enak dan praktis, namun itu hanya mengenyangkan perut dan tidak baik untuk kesehatan. Kedua, fokus terhadap hal-hal positif. Anda tak mampu mencegah rekan kerja berbuat menjengkelkan atau mengatur pelanggan agar ramah kepada Anda. Namun Anda bisa tetap memikirkan hal-hal positif yang Anda punyai saat ini. Ketiga, mengungkapkan rasa syukur. Bersyukurlah untuk hal-hal sederhana yang bisa Anda nikmati siang ini. Bersyukur masih bisa bekerja, masih bisa makan siang, masih bisa meluangkan waktu untuk saat teduh.

Semoga beberapa tips di atas membantu Anda untuk kembali memiliki energi dan menyelesaikan segala sesuatu dalam setengah hari yang tersisa. Sebagai manusia kita bisa letih lesu, namun kita bisa kembali semangat dan menghasilkan kinerja terbaik jika kita segera bangkit dan tidak membiarkan hal-hal negatif menguasai diri kita sepanjang hari. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Siang – Rabu, 27 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku sudah menghasilkan kinerja terbaik?
Aplikasi          : Berilah tubuh Anda kesempatan mengisi energi.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk selalu menjaga energiku. Amin.

Sudut Pandang

Baca : I Timotius 6 : 2b – 10
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (I Timotius 6 : 9)

Isilah sebuah gelas sampai setengah bagian gelas itu penuh. Setelah itu, perhatikan air dalam gelas itu. Menurut Anda, gelas itu hanya berisi air setengah, atau gelas itu masih terisi setengah air? Ada yang menjawab gelas itu hanya berisi setengah, ada pula yang menjawab gelas itu terisi setengah air. Apapun pilihan Anda, jawaban Anda benar. Sudut pandang kitalah yang membedakan. Kalau kita menjawab bahwa gelas itu hanya terisi setengah air, kita hanya fokus pada kekurangan. Sedangkan kalau menjawab gelas itu masih terisi setengah, kita fokus pada apa yang masih ada atau apa yang masih lebih.

WANITA, prinsip yang sama juga berlaku dalam segala hal. Cara pandang kita sangat menentukan apa tindakan yang akan kita ambil dan apa yang kelak akan kita tuai. Uang, internet, ganja, seks, hobi, atau pelayanan, bisa menjadi sesuatu yang negatif atau positif tergantung dari cara pandang kita sendiri. Kita ambil contoh uang, uang bisa menjadi tuan yang jahat atau hamba yang baik, tergantung dari cara pandang kita tentang uang dan bagaimana menggunakannya. Uang tiga juta bisa untuk membayar uang sekolah anak, makan, bensin, PAM, telpon listrik, menyumbang teman menikah, dan menabung jika kita memandang uang adalah titipan Tuhan dan kita kelola dengan bijak. Uang tiga juta yang sama bisa ludes dalam hitungan menit jika kita gunakan untuk shoping barang-barang yang sekedar memuaskan keinginan, plus mengejar merk.

WANITA, jangan takut memiliki banyak uang, namun jangan sampai kita cinta uang. Jangan anti dengan kemajuan teknologi, namun jangan sampai kita menomorduakan Tuhan karena menguasai teknologi. Segala sesuatu yang kita punya, termasuk uang, bisa menjadi baik atau jahat tergantung dari bagaimana cara kita melihat dan menggunakannya. Pandanglah dengan tepat dan gunakan segala sesuatu yang Tuhan percayakan pada kita dengan benar. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Selasa, 26 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku cinta uang?
Aplikasi          : Jangan pernah menomorduakan Tuhan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk memiliki cara pandang yang benar pada apapun yang Engkau percayakan kepadaku. Amin.

Padamkan Pertengkaran

Baca : II Timotius 2 : 22 – 26
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. (Amsal 15 : 18)

Seorang pria mempunyai sebuah kebun sayuran di belakang rumahnya. Namun tetangganya memelihara sekawanan ayam yang sering usil memasuki kebunnya dan merusak tanaman yang ada. Pria itu lalu menemukan solusi cerdas untuk menyelesaikan masalah ini tanpa perlu bertengkar dengan tetangganya. Sambil berbelanja kebutuhan sehari-hari, ia membeli beberapa butir telur ayam. Ia lalu mengunjungi tetangganya dan memberikan dua butir telur ayam sambil mengatakan bahwa ayam-ayamnya bertelur di kebunnya dan ia tidak mau mengambil barang yang bukan miliknya. Tetangganya itu sangat berterima kasih dan keesokan harinya tanpa diminta si tetangga memperbaiki pagarnya sehingga ayam-ayam itu tidak pernah lagi bisa keluyuran dan merusak kebunnya.

Sebuah kalimat bijak berkata mencegah jauh lebih baik dan itu sangat tepat. Firman Tuhan mengajar kita agar memiliki buah roh, salah satunya kesabaran. Salah satu bentuk kesabaran adalah kita tidak membangkitkan pertengkaran sekalipun ada alasan bagi kita untuk bertengkar. Kalau kita mau menenangkan diri sejenak dan berpikir, pasti kita akan menemukan solusi cerdas untuk memecahkan satu masalah yang rumit, tanpa perlu kita bertengkar dengan orang yang membuat masalah. Entah itu masalah dalam gereja, dalam rumah tangga, atau dalam pekerjaan, semua itu pasti bisa diselesaikan baik-baik kalau kita mau patuh pada firman memadamkan pertengkaran dan menghindari soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak.

Sepanas apapun hati kita saat ini karena menghadapi masalah atau si pembuat masalah, tenangkan diri dan bersabarlah. Pertengkaran tidak akan pernah menyelesaikan masalah, namun kesabaran akan menyelesaikan masalah. Tuhan sudah sediakan resep untuk kita menyelesaikan masalah tanpa bertengkar, sekarang mari kita mempraktekannya. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Harian Spirit– Jumat, 22 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana caraku memadamkan pertengkaran?
Aplikasi          : Gunakan kasih untuk meredam pertengkaran.
Doa                 : Tuhan, ajar aku menggunakan kasih saat meredam pertengkaran. Amin.

Ucapan Sia-sia


Baca : Matius 12 : 22 – 37
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (Matius 12 : 36)

Beberapa waktu lalu seorang ketua partai yang sedang menjadi sorotan banyak pihak mengeluarkan satu pernyataan yang cukup menghebohkan. Saat wartawan menanyakan perihal kasus yang sedang mendera dirinya, dengan sangat berani ia berkata dirinya siap digantung di tugu Monas bila terbukti melakukan korupsi. Perkataannya ini langsung menyulut pro dan kontra. Ada yang menuding itu cuma ucapan seseorang yang panik, ada juga yang berkata perkataannya menunjukkan dirinya benar.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, ada sebagian orang yang tanpa ragu mengeluarkan perkataan yang sia-sia untuk menunjukkan dirinya benar. Bahkan masalah nyawa pun sampai dijadikan jaminan, padahal nyawa adalah milik Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa setiap perkataan kita harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman, termasuk perkataan yang sia-sia. Lidah kita memang tak bertulang sehingga kita berhak mengucapkan kata-kata apapun, namun itu bukan berarti kita asal bunyi atau asal omong. Tuhan Yesus pernah dibuat marah karena ucapan salah seorang Farisi yang berkata ia menyembuhkan seseorang yang dirasuk setan dengan kuasa Beelzebul. Dengan tegas Tuhan lalu berkata bahwa setiap kerajaan yang tidak bersatu akan terpecah. Di ayat selanjutnya Yesus berkata barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.

Segala ucapan kita meluap dari hati, sehingga jaga hati kita tetap kudus dan terarah pada Tuhan. Seburuk apapun keadaan terjadi dalam hidup kita atau sejahat apapun orang memfitnah kita, jangan tergoda mengeluarkan perkataan yang sia-sia. Jika kita memang benar, kenapa harus mengeluarkan kata-kata pembelaan yang berlebihan. Jagalah hati senantiasa agar lidah kita selalu mampu mengeluarkan perkataan yang baik. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Jumat, 22 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku suka mengeluarkan perkataan yang sia-sia.
Aplikasi          : Jagalah hati.
Doa                 : Tuhan, tolong senantiasa jaga hatiku agar lidahku memperkatakan hal yang baik. Amin.

Sutra Laba-laba

Baca : I Korintus 12 : 1 – 11
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (I Korintus 12 : 11)

Kamu penggemar Spiderman? Hebat banget ya Spiderman, bisa mengeluarkan sutra dari kedua tangannya untuk berayun ke sana ke mari, mengikat penjahat, menahan kereta yang meluncur dengan kecepatan tinggi, bahkan sutra itu bisa dipakai untuk tidur-tiduran. Omong-omong, apakah laba-laba asli memiliki sutra sehebat yang dimiliki Spiderman?

Laba-laba membuat sutranya di kelenjar tertentu yang terdapat di abdomen atau perutnya. Pada ujung abdomennya, ada organ pemintal yang terdiri dari banyak lubang kecil. Sutra itu dikeluarkan melalui lubang-lubang kecil ini. Ketika sutra itu keluar, bentuknya seperti cairan yang langsung menjadi padat ketika bersentuhan dengan udara. Sutra ini dipakai untuk membuat rumah, perbatasan, tali luncur, kepompong, lasso, jebakan, dan sarang yang kita kenal. Banyak sarang yang mampu laba-laba anyam. Sarang seperti roda yang sering kita lihat. Ada juga sarang ″lembaran,″ yang datar dan berbentuk seperti cerobong atau kubah. Laba-laba tertentu membuat rumah sutra berbentuk lonceng yang seluruhnya berada di bawah air. Laba-laba juga membuat sutra yang lengket untuk sarangnya, karena dipakai untuk menangkap mangsa. Untuk jari-jari sarang, ia menggunakan sutra yang lebih kuat tapi tidak lengket. Ia juga membuat sutra jenis lain untuk kepompongnya.

Jagoan Kristus, Tuhan membekali setiap ciptaan-Nya dengan karunia, termasuk kamu. Ada orang yang memiliki karunia mengajar seperti guru di sekolah, ada yang memiliki karunia menyanyi, menyembuhkan orang, memperbaiki, dll. Kamu pun pasti punya karunia. Kalau kamu belum tahu apa karuniamu, berdoalah minta petunjuk pada Tuhan dan rajin belajar. Selain itu, jangan iri atau mengingini karunia orang lain, ya. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – 23 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku memaksimalkan talentaku?
Aplikasi          : Jangan pernah berhenti belajar dan berkarya.
Doa                 : Tuhan, ajar aku serius memaksimalkan talenta. Amin.

Kehilangan Sandaran

Baca : Yohanes 14 : 15 – 31 dan Kisah Para Rasul 2 : 1 – 13
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (Yohanes 14 : 16)

Ada sekuntum bunga yang terlihat lemah, hidup di bawah pohon pinus yang tinggi. Bunga kecil sangat bersyukur karena ada pohon pinus yang melindunginya dari angin dan hujan, setiap hari tidak perlu mencemaskan apa-apa lagi. Suatu hari, tiba-tiba datang sekelompok penebang, dengan mudah, mereka menebang pohon yang besar itu. Bunga kecil itu sangat sedih, menangis terisak-isak dan berkata: "Tuhan, semua perlindungan untukku telah hilang. dan angin yang sombong akan bertiup membuatku tumbang, serta terpukul oleh air hujan."

Dari jauh terdengar ada sebatang pohon yang menenangkan bunga ini sambil berkata: "Jangan berpikir begitu, semuanya malah akan terjadi sebaliknya. Jika tidak ada perlindungan dari pohon, maka matahari akan menyinarimu, hutan akan memberimu kelembapan. Badanmu yang lemah akan bertumbuh menjadi lebih kuat, dan mahkota bungamu akan terlihat lebih bagus di bawah sinar matahari. Dan orang-orang akan melihatmu, dan memujimu, betapa cantiknya bunga kecil ini!"

Girls, jangan pernah merasa hidupmu bakal hancur atau menderita karena Tuhan ijinkan orang-orang yang selama ini menjadi sandaran hidupmu pergi. Beberapa jam sebelum Tuhan Yesus ditangkap para tentara untuk menjalani salib, Ia membasuh kaki para murid dan memberikan berbagai pesan, salah satunya pesan bahwa Ia akan memberikan penghibur saat diri-Nya sudah tidak lagi bisa bersama para murid secara fisik di dunia. Murid-murid jelas sangat sedih mendengar perkataan Yesus, namun beberapa waktu kemudian saat Yesus telah terangkat ke sorga, mereka kembali semangat karena penolong itu benar-benar datang melalui peristiwa Pentakosta. Ketika kehilangan sandaran hidup, kita berhak sedih dan kehilangan, namun sadarilah bahwa sebenarnya kita memiliki berkat dan kesempatan yang tidak terbatas untuk bertumbuh dalam banyak hal. • Ratna Milasari

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Sabtu, 23 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana sikapku saat kehilangan sandaran?
Aplikasi          : Jangan terlalu lama bersedih.
Doa                 : Tuhan, terima kasih karena Engkau membuat aku mandiri. Amin.

Salahkan Mobilnya

Baca : Kejadian 3 : 1- 24
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." (Kejadian 3 : 12)

Pada mudik Lebaran tahun 2011, terjadi beberapa kecelakaan mobil Avanza. Kecelakaan ini menimbulkan wacana untuk meninjau ulang kelayakan Toyota Avanza karena dituding berbahaya bagi penggunanya. Namun pemerhati otomotif tidak setuju. Mereka berkata kecelakaan bisa terjadi bukan karena kesalahan kendaraan namun cenderung karena human error. Setiap mobil sesungguhnya sudah didesain sesuai standar, namun kalau pengemudinya ugal-ugalan atau mengantuk, jelas terjadi kecelakaan. Mobilnya bagus, namun pengemudinya tidak melakukan pengecekan sebelum dikendarai, itu pun bisa menimbulkan kecelakaan.

WANITA, tak perlu heran kalau kita sering mendengar pemberitaan yang terkesan menyalahkan sesuatu atau seseorang yang jelas-jelas tidak bersalah, contohnya kasus kecelakaan mobil Avanza. Sudah sejak jaman manusia pertama diciptakan, tak mau mengakui kesalahan dan lebih suka menuding orang lain yang salah sudah terjadi. Lalu, apakah diri kita termasuk orang yang tak mau mengakui kesalahan diri sendiri dan menuding orang lain sebagai biang kesalahan kita? Jangan pernah merasa harga diri jatuh jika mengaku salah karena itu menunjukkan kita adalah pribadi yang bertanggung jawab. Tuhan menghukum Adam dan Hawa dengan keras karena mereka tak mau mengaku salah dan saling menuding kesalahan. Kita hendaknya tidak mencontoh apa yang mereka lakukan

WANITA, sudah biasa kita melihat dan bertemu orang yang tak berani mengakui kesalahannya sendiri. Mari kita berbeda dengan mereka karena kita adalah murid Yesus, dengan berani mengakui kesalahan. Kita semua adalah manusia berdosa yang tidak sempurna, sehingga wajar bila melakukan dosa dan kesalahan. Bagian yang harus kita lakukan saat jatuh dosa atau melakukan kesalahan adalah bertobat dan memperbaiki diri agar ke depan tidak melakukan dosa atau kesalahan yang sama. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Jumat, 22 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku berani mengakui kesalahanku?
Aplikasi          : Berani mengakui kesalahan dan memperbaiki diri.
Doa                 : Tuhan, ajar aku menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Amin.

Ujian


Baca : Maleakhi 3 : 6 – 12
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (Maleakhi 3 : 10)

Pernahkah Anda mencicipi sebuah masakan yang kelihatannya sangat lezat dan tiba-tiba Anda mengeryitkan dahi karena mendapati masakan itu terlalu pedas atau asin? Pernahkah Anda membeli suatu barang yang tampaknya sangat bagus dan awet ketika sang penjual mempromosikannya, tetapi ketika sudah Anda pakai beberapa kali ternyata barang itu begitu mudah rusak dan jelek? Atau pernahkah Anda begitu kagum kepada seseorang karena mendengar tutur katanya yang sopan dan terkesan cerdas, namun Anda sakit hati ketika melihat perbuatan demi perbuatannya bertolak belakang dengan perkataannya?

Jujur, banyak barang polesan di sekitar kita. Semua barang yang dijual kelihatannya baik, namun ujianlah yang membuktikan apakah barang itu sungguh baik atau hanya polesan. Sahabat ReMa, ujian adalah cara terbaik untuk menguji segala sesuatu. Saat kita sekolah, kita menerima ujian dari sekolah untuk mengukur seberapa banyak kita menyerap ilmu. Saat melamar pekerjaan, perusahaan akan menguji kita apakah kemampuan kita cocok dengan pekerjaan yang akan kita terima. Saat seseorang berkata restoran A masakannya enak, kita akan mengujinya dengan datang dan makan di sana. Beberapa perusahaan di Indonesia pun tak segan-segan mengadakan suatu acara yang mempersilahkan konsumen menguji produknya sebelum membeli. Tuhan pun berkata kepada kita semua agar menguji Dia dalam segala hal, termasuk persepuluhan. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang hanya bisa bicara, namun Dia melakukan apa yang Dia firmankan. Dan terbukti segala sesuatu yang Tuhan ucapkan dan perbuat menghasilkan sesuatu yang terbaik.

Tuhan sudah membuktikan Dirinya patut kita percaya, sekarang tinggal bagian kita untuk tetap setia menjalani ujian demi ujian kehidupan yang Tuhan berikan. Jika malam ini kita merasa ujian Tuhan terlalu berat dan tak ada jalan keluar, mari kita duduk diam sejenak dan berdoa kepada Tuhan. Mintalah petunjuk dan hikmat dari-Nya karena Dia tak pernah menguji melebihi kekuatan yang kita miliki. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Siang – Rabu, 20 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana sikapku selama ini akan ujian Tuhan?
Aplikasi          : Jalani ujian-Nya da bersukacitalah.
Doa                 : Tuhan, kuatkan aku melalui setiap ujian-Mu. Amin.

Kamu Berdampak!

Baca : Amsal 12 : 25
Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan, dan orang mendapat balasan dari pada yang dikerjakan tangannya. (Amsal 12 : 14)

Sadarkah kita bahwa setiap orang bisa saling memengaruhi, entah itu berskala besar atau kecil? Sekadar ucapan bahkan mampu menghancurkan sebuah mimpi. Sementara kata-kata semangat bisa menyebarkan benih kekuatan bagi orang lain. Banyak studi ilmiah membuktikan kekuatan pengaruh ini. Salah satunya, hasil penelitian yang diadakan Harvard University pada 2007 silam menunjukkan bahwa peluang seseorang terkena obesitas meningkat jadi 57% jika ada temannya yang mengalami obesitas, 40% jika saudara kandungnya yang obesitas, dan 37% jika pasangan (suami/istri) yang obesitas.

Girls, setiap orang bisa menjadi plus atau minus bagi orang lain. Sebagai umat Kristiani, FirTu berkata agar hidup kita menjadi garam dan terang bagi dunia. Caranya adalah melalui setiap perbuatan dan tutur kata kita di mana pun kita berada dan kapan pun kita beraktivitas. Mungkin terkesan sepele kita berkata kepada seorang kawan, ″Bro, saya sangat terbantu dengan pelayananmu, terima kasih ya,″ atau ″Sis, terima kasih sudah mau meluangkan waktu setelah pulang kerja untuk menjenguk aku.″ Mungkin terkesan sederhana kita menunjukkan arah jalan kepada seseorang dari luar kota yang menanyakan satu alamat, atau kita tersenyum hangat kepada seorang tak dikenal yang sedang murung, namun dampaknya sangat luar biasa.

Yuk kita bertanya pada diri sendiri, pengaruh positif apa yang bisa aku berikan pada orang-orang yang aku jumpai hari ini? Guru kita Yesus selalu memberikan pengaruh positif kepada siapa pun yang Ia temui saat menginjil ke sana ke mari, sebagai murid-Nya, tirulah teladan-Nya dengan memberikan pengaruh positif melalui tutur kata dan perbuatan yang kita lakukan. Meski tutur kata atau tindakan kita terkesan sederhana dan kecil, jika dilakukan dengan tujuan positif, pasti akan membawa dampak besar dan memberikan kekuatan pada orang lain yang menerimanya. • Ratna Milasari

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Rabu, 20 Juni 2012
Pertanyaan     : Pengaruh positif apa saja yang sudah aku perbuat?
Aplikasi          : Selalu berikan pengaruh positif.
Doa                 : Bantu aku Tuhan agar bisa meneladani cara hidup-Mu. Amin.

Menerima Teguran

Baca : Yohanes 14 : 1 – 12
Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. (Yohanes 14 : 3)

Setiap orang pasti pernah menerima teguran. Lalu perasaan apa yang biasanya kita rasakan saat menerima teguran? Marah, malu, dan mungkin merasa terhina. Kalau orang yang menegur kita adalah pimpinan kita, orang yang kita hormati, atau orang yang memiliki kekuasaan, biasanya kita tak akan berani membantah dan patuh, namun apa jadinya bila yang terjadi sebaliknya. Kita adalah atasan, lalu ada salah satu pegawai menegur kita?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, Yohanes pembaptis adalah nabi yang unik. Ia berani menegur rajanya sendiri karena sang raja mengambil istri orang. Secara tata krama, Yohanes adalah warga negara yang kurang ajar, namun sebetulnya Yohanes mengasihi rajanya. Dia tahu Herodes berdosa sehingga ia berusaha membawanya ke jalan yang benar sekalipun ganjaran yang ia terima adalah penjara dan akhirnya hukuman mati. Yohanes yang semula bisa bebas berteriak-teriak di padang gurun (Matius 3:1) dan membaptis orang di tepi sungai Yordan (Matius 3:13), kini dibelenggu dalam ruang yang pengap dan sempit. Kejujuran memang sering kali tidak dihargai oleh penguasa, sehingga jangan sedih atau kecewa bila kita sudah melakukan kebenaran firman Tuhan, namun orang yang menerimanya justru membenci kita dan berusaha mencelakakan kita.

Kalau hari ini kebetulan kita menjadi ″raja″ atau pemimpin di keluarga, di kantor, di lembaga pemerintahan, atau di masyarakat, belajarlah merendahkan hati saat menerima teguran, bahkan teguran dari bawahan atau orang yang kedudukannya jauh di bawah kita. Meski memanaskan telinga dan hati, mereka menegur dengan maksud baik sehingga jangan benci mereka. Sebuah teguran diberikan agar kita sadar dan tidak mengalami celaka. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Rabu, 20 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku pribadi yang berlapang dada saat menerima teguran?
Aplikasi          : Jangan pernah membenci orang yang menegur dosa-dosa kita.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tetap positif thingking saat menerima teguran. Amin.

Korban Iklan

Baca : Kejadian 3 : 1 – 7
… tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (Kejadian 3 : 5)

Salah seorang teman kantorku hari ini curhat sama aku gara-gara ia jadi korban iklan. Jadi ia semangat banget lihat salah satu iklan handphone yang keren abis. Pokoknya dalam iklan itu si handphone serba bisa dan awet, sehingga ia akhirnya membeli. Baru sebulan pake, ternyata si hanphone udah sakit-sakitan seperti baterai nggak mau dicharger dan suara penerima pelan. Temenku nyesel banget kenapa dia nggak tanya-tanya dulu ke temen yang lain sebelum beli

Girls, tak semua iklan jelek, namun bukan berarti semua iklan itu baik. Oleh karena itu telitilah sebelum membeli. Bicara masalah iklan, tak hanya manusia yang memakai iklan untuk memperkenalkan barang atau jasa yang dijualnya, namun iblis juga. Iblis adalah pakar iklan yang handal sejak jaman Adam dan Hawa. Supaya manusia pertama jatuh dosa, iblis bikin iklan menarik tentang buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Hawa yang mendengarnya termakan iklan itu sehingga mengambil dan memakannya. Tak lupa ia berbagi dengan Adam. Hasilnya, iblis sukses membuat manusia jatuh dalam dosa.

Girls, hati-hatilah dengan segala macam tipu daya iblis dengan berbagai iklan menarik yang ia tebar. Ia bisa beriklan melalui seorang cowok keren yang tajir and cerdas namun nggak takut Tuhan, tapi dia mencintaimu. Ia bisa juga beriklan dengan menawarkan satu pekerjaan yang gajinya gede namun kamu nggak ada waktu buat Tuhan, keluarga, or sesama. Jadikan FirTu sebagai pedoman kamu memilih mana yang harus kamu ambil dan mana yang tidak, mana yang harus kamu lakukan dan mana yang tidak. Tidak semua sesuatu yang baik dan menguntungkan dirimu berasal dari Tuhan sehingga ujilah lebih dahulu segala hal-hal mengiurkan yang datang padamu, sudah sesuai FirTu atau belum. Lebih baik mencegah daripada kamu menyesal kemudian. • Ratna Milasari

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Selasa, 19 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku menguji segala sesuatu?
Aplikasi          : Ujilah lebih dulu segala hal-hal yang menggiurkan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku selektif dalam memilih segala seuatu. Amin.

Mengelola Keinginan

Baca : I Timotius 6 : 2b – 10
Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya. (Amsal 25 : 16)

Semua manusia pasti memiliki keinginan, baik keinginan yang baik atau yang jahat. Tidak salah kita mempunyai banyak keinginan, namun kita harus mengendalikan keinginan itu karena tak semua keinginan memberikan dampak yang baik buat diri kita dan kadang justru bisa membuat kita kehilangan damai sejahtera.

WANITA, kita berhak menikmati berkat Tuhan, salah satunya mewujudkan keinginan, namun jangan pernah jatuh dalam dosa keserakahan. Jika Tuhan berikan kita madu, makanlah secukupnya, jangan terlalu kenyang sehingga kita muntah dan justru kehilangan semuanya. Ada banyak contoh nyata di sekitar kita bagaimana orang berusaha mengejar keinginan, namun yang didapat malah kesusahan. Ada orang dari pagi sampai malam kerja cari uang, tujuannya agar bisa beli mobil, beli rumah, beli home theather, jalan-jalan ke luar negeri, dll. Sudah dapat penghasilan 10 juta, ingin dapat 20 juta. Sudah dapat 20 juta, ingin dapat 40 juta. Akibatnya hidup hanya untuk mengejar uang, namun kesehatan remuk, keluarga tidak terurus, dan hubungan dengan Tuhan pun dingin. Mendapat uang memang sudah kewajiban kita semua agar bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, atau orang-orang yang bekerja kepada kita, namun jangan pernah cinta akan uang.

WANITA, berkat Tuhan harus dinikmati, bukan untuk dijadikan tuhan. Apapun keinginan kita saat ini bijaksanalah memikirkan dan mewujudkannya menjadi kenyataan. Kelola berkat Tuhan sebaik mungkin sehingga berkat itu berkembang makin besar tanpa merusak hubungan kita dengan Tuhan, keluarga, maupun orang-orang disekitar kita. Kendalikan keinginan kita, maka kita bisa menikmati hidup dengan penuh ucapan syukur dan mampu mencukupkan diri dengan berapa pun berkat yang sudah Tuhan berikan. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Senin, 18 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku pengelola berkat yang bijak?
Aplikasi          : Kendalikan keinginan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mengelola keinginan dengan bijaksana. Amin.

Cara Penyampaian

Baca : Efesus 4 : 1 – 7
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. (Amsal 15 : 1)

Seorang tukang kayu yang buta huruf menerima sepucuk surat dan bingung dengan surat itu. Ia lalu pergi ke toko daging, dan meminta tolong tukang daging yang bersuara kasar membacakannya. ″Ini surat dari putramu, isinya : Ayah yang baik, saya sakit dan tidak punya uang sesen pun. Kirimkanlah saya segera sejumlah uang. Putramu, Bill.″ Dipengaruhi oleh nada suara yang keras dari tukang daging, tukang kayu itu marah lalu berkata, ″Anak itu menyangka siapa dia, memerintahkan aku untuk mengirim uang! Aku tidak akan mengirim uang satu sen pun.″ Dengan marah ia pulang, namun di tengah perjalanan ia mampir ke rumah tukang jahit untuk meminta tolong dibacakan surat itu. Isi suratnya sama, namun karena si penjahit membaca dengan lembut, tenang, dan jelas, tukang kayu itu menjadi sedih. ″Oh, anakku yang malang, aku akan segera mengirim uang padamu,″ katanya.

Hamba Tuhan, pesan yang sama namun disampaikan dengan cara yang berbeda pasti menimbulkan kesan yang berbeda. Sebagai pengkhotbah, kita tentu harus menyampaikan firman kepada jemaat, dalam menyampaikan firman itu hendaknya kita bijaksana saat menyampaikan. Kalau kita memang ingin memberikan teguran, ucapkan dengan kata-kata yang tegas. Sedangkan kalau kita ingin memberikan semangat pada jemaat yang sedang lemah, kita harus mengucapkannya dengan kata-kata yang lemah lembut. Ada kalanya kita harus tegas, ada kalanya harus lemah lembut, dan jangan terbolak-balik sehingga jemaat salah menangkap pesan yang ingin kita sampaikan.

Cara kita menyampaikan sesuatu sangat mempengaruhi kesan penerima. Bijaksanalah dalam berkata-kata sehingga pesan yang kita terima diterima dengan benar dan menimbulkan respon sesuai yang kita inginkan. Kelemahlembutan adalah bagian dari kasih, mari kita menerapkan hal itu dalam cara kita menyampaikan firman, cara kita menegur jemaat yang bandel, cara kita memenangkan orang, dan cara kita bersosialisasi. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Minggu, 17 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana cara bicaraku selama ini?
Aplikasi          : Bijaksanalah dalam menyampaikan pesan.
Doa                 : Tuhan, bantu aku untuk bijaksana dalam menyampaikan pesan. Amin.

Emas dan Arang

Baca : Amsal 13 : 20 – 25
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13 : 20)

Alangkah senangnya terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu dinanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya dan bangga bila memakainya karena nilainya yang tinggi. Adapun terlahir sebagai arang, kurang diminati sebagian orang. Sejak lahir disentuh dengan capit karena takut terkotori olehnya. Bicara nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang bisa membelinya. Keberadaannya pun terkadang diabaikan. Tapi, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah akan rusak. Emas bila kena air raksa akan kehilangan nilainya. Emas saat bercampur dengan tanah tak ada nilainya. Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang bersalju, dimana orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga daripada nilai emas satu bukit.

Girls, ada diantara kita beruntung lahir dalam keadaan seperti emas yaitu keluarga kita harmonis, keuangan ortu bagus, kita terlahir dengan fisik yang sehat dan normal, dan kita bisa sekolah sampai perguruan tinggi. Ada pula yang lahir bagai arang yaitu keluarga kita broken home, ekonomi pas-pasan, wajah biasa-biasa aja, pendidikan hanya SMA, dan harta kita pun nggak seberapa. Entah kita saat ini terlahir seperti emas atau arang, jangan pernah sombong kalau kita seperti emas, atau rendah diri kalau seperti sebagai arang karena Tuhan menciptakan kita berbeda-beda untuk satu rencana yang indah.

Girls, apapun keadaan kita saat ini, kita akan menjadi manusia yang maksimal kalau memiliki pergaulan yang benar. Sekalipun kita kurang enak dilihat seperti arang, kita bisa memberikan kehangatan kalau kita mau sungguh-sungguh mengasihi orang yang sedang kedinginan karena kekurangan kasih. Kita bisa memberikan manfaat jauh lebih besar daripada emas saat kehadiran kita memberikan pengaruh positif buat orang lain. Tempatkanlah diri di pergaulan yang tepat, sehingga apapun keadaanmu saat ini, kamu tetap bisa memberikan dampak yang positif bagi sesama dan memuliakan Tuhan. • Ratna Milasari

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Harian Spirit Girls – Jumat, 15 Juni 2012
Pertanyaan     : Apakah aku sudah menjadi manusia yang maksimal?
Aplikasi          : Jadilah pengaruh positif di mana pun.
Doa                 : Tuhan, bantu aku untuk selalu mampu memberikan dampak positif. Amin.