Website counter

Sabtu, 30 Juni 2012

Cara Penyampaian

Baca : Efesus 4 : 1 – 7
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. (Amsal 15 : 1)

Seorang tukang kayu yang buta huruf menerima sepucuk surat dan bingung dengan surat itu. Ia lalu pergi ke toko daging, dan meminta tolong tukang daging yang bersuara kasar membacakannya. ″Ini surat dari putramu, isinya : Ayah yang baik, saya sakit dan tidak punya uang sesen pun. Kirimkanlah saya segera sejumlah uang. Putramu, Bill.″ Dipengaruhi oleh nada suara yang keras dari tukang daging, tukang kayu itu marah lalu berkata, ″Anak itu menyangka siapa dia, memerintahkan aku untuk mengirim uang! Aku tidak akan mengirim uang satu sen pun.″ Dengan marah ia pulang, namun di tengah perjalanan ia mampir ke rumah tukang jahit untuk meminta tolong dibacakan surat itu. Isi suratnya sama, namun karena si penjahit membaca dengan lembut, tenang, dan jelas, tukang kayu itu menjadi sedih. ″Oh, anakku yang malang, aku akan segera mengirim uang padamu,″ katanya.

Hamba Tuhan, pesan yang sama namun disampaikan dengan cara yang berbeda pasti menimbulkan kesan yang berbeda. Sebagai pengkhotbah, kita tentu harus menyampaikan firman kepada jemaat, dalam menyampaikan firman itu hendaknya kita bijaksana saat menyampaikan. Kalau kita memang ingin memberikan teguran, ucapkan dengan kata-kata yang tegas. Sedangkan kalau kita ingin memberikan semangat pada jemaat yang sedang lemah, kita harus mengucapkannya dengan kata-kata yang lemah lembut. Ada kalanya kita harus tegas, ada kalanya harus lemah lembut, dan jangan terbolak-balik sehingga jemaat salah menangkap pesan yang ingin kita sampaikan.

Cara kita menyampaikan sesuatu sangat mempengaruhi kesan penerima. Bijaksanalah dalam berkata-kata sehingga pesan yang kita terima diterima dengan benar dan menimbulkan respon sesuai yang kita inginkan. Kelemahlembutan adalah bagian dari kasih, mari kita menerapkan hal itu dalam cara kita menyampaikan firman, cara kita menegur jemaat yang bandel, cara kita memenangkan orang, dan cara kita bersosialisasi. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Minggu, 17 Juni 2012
Pertanyaan     : Bagaimana cara bicaraku selama ini?
Aplikasi          : Bijaksanalah dalam menyampaikan pesan.
Doa                 : Tuhan, bantu aku untuk bijaksana dalam menyampaikan pesan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar