Baca : Ulangan 6 : 1
– 25
Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu. (Ulangan 6 : 5)
Saat pengkhotbah menyaksikan raja masuk dalam gereja dan
duduk, ia menyingkirkan naskah khotbahnya dan menghabiskan waktu khotbahnya
untuk membicarakan kebaikan raja kepada rakyatnya. Beberapa hari kemudian,
salib itu tiba di gereja sebagai hadiah dari sang raja. Bersama salib itu dikirimkan
sebuah surat
yang berisi perintah raja agar salib itu digantung di dinding tembok berhadapan
dengan mimbar khotbah, sehingga mulai saat itu, siapapun yang berkhotbah, akan
diingatkan pada Sosok yang harus dikhotbahkannya.
Hamba Tuhan, Tuhan adalah prioritas utama yang harus kita
sampaikan kepada jemaat, sekalipun ada pejabat atau penguasa negara sekalipun
duduk mendengarkan khotbah kita. Saat seseorang memasuki gereja dan ingin
menyembah Tuhan, maka ia harus mau menanggalkan apapun statusnya. Sedangkan
kita sebagai hamba-Nya harus menyampaikan apa yang ingin Tuhan sampaikan
melalui diri kita. Memang pada kenyataannya tidak mudah bila kita berhadapan
dengan penguasa yang gila hormat dan tidak percaya Tuhan, namun tetaplah
lakukan apa yang harus kita lakukan sebagai bukti kita benar-benar berkomitmen.
Kekristenan adalah kesaksian tentang Kristus, sehingga selalu jadikan Dia yang
terutama sekalipun di hadapan kita berdiri sosok-sosok utama orang-orang dunia.
Jangan pernah menomorduakan Tuhan hanya karena kita takut pada segelintir orang
yang kebetulan dianugrahi kekuasaan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Spirit Penuai – Sabtu, 9 Juni 2012
Pertanyaan : Apakah prioritas utamaku selama ini?
Aplikasi : Jadikan Tuhan yang terutama setiap
kali kita memberikan khotbah.
Doa : Ajar aku Tuhan untuk selalu
menomorsatukan Engkau. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar