Website counter

Selasa, 16 November 2010

Mau Peduli


Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Matius 14 : 14

Bacaan : Matius 13 – 21

Tanggal 10 – 13 November, gereja kami mengirimkan team relawan melalui Yayasan HOPE ke Yogyakarta untuk membantu play terapi kepada korban bencana Merapi. Selama 4 hari saya belajar untuk menghibur anak-anak karena pada dasarnya saya nol dalam memberikan terapi. Selama 4 hari itu jujur saya gagap saat harus menemani banyak anak menyanyi, menari dan mewarnai kertas gambar, walaupun background saya adalah guru. Ada satu wisdom yang saya dapatkan saat berusaha meningkatkan skill saya dalam mengajar yaitu kepedulian. Keberangkatan kami sama sekali tidak di support apalagi dibayar. Ongkos ke Yogyakarta harus kami tanggung sendiri, dan puji Tuhan sesampainya di Yogyakarta, yayasan HOPE mencukupi kebutuhan kami, namun kami tidak dibayar. Seandainya tidak dicukupi ataupun dibayar, kami tetap berangkat dan melayani sebaik mungkin. Kami melakukan itu karena niat kami menjadi relawan memang bukan mencari nama atau upah, namun karena mau peduli.

Mengapa gereja kami mengirimkan beberapa orang untuk terjun langsung membantu para pengungsi? Mengapa kami tidak mengirim bantuan berupa mie instant atau uang seperti yang dilakukan banyak orang? Karena kami mau peduli, tak hanya sekadar memberi. Memang jauh lebih mudah saat gereja kami mengirimkan bantuan melalui PT. KA karena gratis atau mengirimkan uang ke donasi amal, namun itu tidaklah cukup. Kenyataan berbicara bala bantuan yang dikirim hanya berupa barang justru terbengkalai di stasiun Tugu dan uang donasi pun tak jelas lari ke mana. Dengan kami datang langsung dan menyerahkan bantuan, plus memberikan bantuan moral berupa play terapi, kami belajar apa itu kasih. Tak hanya di mulut namun juga dalam perbuatan. Kami belajar melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan yaitu tak hanya memberikan berkat secara rohani, namun juga berkat jasmani. Kami peduli dan berempati.

Kisah Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang adalah salah satu cerita kesukaan saya. Ketika para murid memiliki ide untuk menyuruh orang-orang itu pergi dan membeli makan, Tuhan justru menyuruh para murid memberi makan. Tuhan menunjukkan belas kasih dengan memberikan makanan sampai mereka kenyang dan mereka bisa pulang dengan langkah tegap. Tuhan Yesus bisa saja memberikan uang karena salah satu murid yaitu Yudas menjadi bendahara, atau bisa saja Tuhan menyuruh orang banyak membeli makan sendiri karena Yesus bukanlah orang kaya, namun Yesus dengan kuasa-Nya memberikan apa yang tak terucap oleh orang banyak. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa sebagai murid-Nya, kita tak cukup hanya sekedar memberi lalu urusan selesai, namun juga kita harus peduli dengan masa depan seseorang yang kita kasihi. Kepedulian kita kepada sesama menunjukkan bahwa kita berusaha mempraktekkan firman Tuhan. Banyak orang di sekitar kita yang butuh uluran tangan kita, buang keegoisan kita dan praktekkan firman Tuhan. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar