Website counter

Selasa, 16 November 2010

Ahli Menunda


Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. Amsal 12 : 27

Bacaan : Amsal 6 : 1 – 19

Bicara masalah kerajinan dan menghargai waktu, semut adalah binatang yang Tuhan rekomendasikan untuk bisa kita jadikan teladan. Semalam saya membinasakan seekor kecoa dengan satu pukulan sapu dan membuangnya di tempat sampah. Satu jam kemudian setelah saya asyik menonton acara Mario Teguh, saya saksikan bangkai kecoa tadi sudah dikepung ratusan semut. Esok harinya saya lihat lagi, bangkai kecoa itu tinggal tersisa separuhnya karena sepanjang malam saat saya sedang tertidur nyenyak, pasukan semut bekerja tiada henti mengangkut serpihan-serpihan tubuh kecoa ke dalam sarangnya. Unik dan sangat menginspirasi karena walaupun semut berbadan kecil dan mudah sekali dibunuh, mereka tak pernah menggunakan hidupnya untuk bermalas-malasan.

Ahli menunda segala sesuatu, itulah kelemahan manusia yang sering tidak disadari sebagian kita. Saya percaya kita semua sudah tahu kebenaran firman Tuhan, tahu bagaimana caranya bisa sukses dalam karir, tahu bagaimana caranya mengembangkan usaha, tahu bagaimana caranya memaksimalkan waktu, tahu bagaimana caranya mengasihi orang lain, dll. Tetapi mengapa hanya sebagian kecil diantara kita sukses dalam karier maupun kerohanian. Jawabannya singkat dan sederhana : kita suka menunda-nunda segala sesuatu. Saat Tuhan memberikan kita tantangan, kita justru mundur bukannya maju. Saat ada pekerjaan yang bos berikan, kita sengaja menunda-nundanya dengan berbagai alasan sehingga saat deadline tiba barulah kita kelabakan. Saat ada orderan datang, kita tidak cekatan melayani sehingga pelanggan kecewa dan pindah ke pedagang lain. Memang menunda pada awalnya kelihatan menyenangkan karena kita kelihatannya tidak perlu bersusah payah, namun satu hari kelak kita akan dibuat sangat menyesal. Saya pribadi punya pengalaman kurang menyenangkan yang semoga menjadi pembelajaran buat para pembaca.

Saya kuliah di sebuah universitas terkenal di Semarang. Ketika kuliah saya termasuk mahasiswa yang easy going. Menyenangkan sekali karena pada awalnya karena saya bisa pacaran dengan anak-anak FBS yang cantik dan kaya semaunya, bisa main game sesuka hati, uang dari orang tua pun mengalir lancar, dan nilai saya otomatis remuk total karena malas belajar. Ketika saya sadar dan berusaha memperbaiki diri, semuanya sudah terlambat. Kala itu papa saya masuk rumah sakit dan saya segera mengurusi beliau sampai akhirnya beliau meninggal. Kesempatan untuk kuliah kembali, lenyap sudah karena sudah terlambat. Akhirnya dengan berat hati saya DO (drop out) dan tidak mandapat ijasah walaupun tinggal selangkah lagi saya mendapat gelar sarjana. Nasi sudah menjadi bubur, penyesalan tinggalah penyesalan dan saya tak bisa kembali ke masa lalu. Yang bisa saya lakukan hari ini adalah berusaha menebus kesalahan dengan menjadi penulis yang selalu berusaha memperbaiki diri dan memperbesar kapasitas. Saya berjuang agar setiap penerbit mau menerima tulisan saya sehingga ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah tidaklah sia-sia. Penundaan yang disengaja selalu membawa dampak buruk di kemudian hari, jangan pernah menunda-nunda apa yang bisa Anda kerjakan hari ini karena hari ini memiliki masalahnya sendiri dan hari esok memiliki masalahnya sendiri. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar