Website counter

Senin, 01 November 2010

Belajar Bersyukur

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. I Tesalonika 5 : 18

Bacaan : Kejadian 8 : 1 – 22

Warga dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, mempunyai satu kearifan lokal yaitu tradisi Aum Panen. Ini adalah tradisi perayaan syukur dan kegembiraan dari musim panen padi yang baru saja mereka lalui. Warga mengadakan pertunjukan wayang kulit selama satu hari dan mengadakan pesta sederhana, yang makanannya di santap bersama-sama masyarakat penonton dan para pemain gamelan. Tradisi ini di adakan setiap Kamis Wage, pada bulan Rajab atau Ruwah. Sekitar satu bulan sebelum panen, tradisi ini diawali dengan meletakkan sesaji di sawah-sawah. Ritual ini tak hanya sekedar meminta berkah agar panen melimpah, namun juga sebagai bentuk ucapan syukur agar di masa mendatang warga dusun tersebut terhindar dari bencana. Tahun 2000 silam hampir seluruh warga gagal panen, namun tradisi Aum Panen tetap dilaksanakan. Untuk keseluruhan acara ini, setiap keluarga menghabiskan uang sekitar Rp 150.000, ditambah lagi mereka harus mengumpulkan beras sebanyak 3 kg yang digunakan untuk membayar dua dalang yang mementaskan wayang kulit.

Untuk menunjukkan bahwa kita berterima kasih atas segala sesuatu yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita, Tuhan tak pernah meminta syarat atau ritual yang aneh-aneh agar kita lakukan. Tuhan hanya ingin kita mengucap syukur dalam segala hal baik melalui ucapan maupun tindakan kita. Contoh tindakan sederhana bahwa kita mengucap syukur adalah kita tetap semangat bekerja walaupun beberapa pelanggan membuat kita jengkel, atau tadi pagi saat berangkat bekerja ban kendaraan bocor sehingga kita terlambat masuk kerja. Nuh adalah teladan yang baik dalam masalah mengucap syukur. Kita tahu, Nuh selama dunia di tengelamkan air bah harus hidup berbulan-bulan dalam kapal bersama segala jenis binatang. Cobalah Anda bayangkan hidup dalam kondisi Nuh, di mana Anda harus mengurusi banyak sekali binatang yang pasti berisik dan bau. Namun kita melihat bagaimana Nuh mengucap syukur sehingga Tuhan berjanji takkan lagi membinasakan bumi. Mengucap syukur itu baik untuk jasmani maupun rohani kita, oleh karena itu belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan. • Richard T.G.R


* Tulisan ini dimuat di Renungan Harian Spirit – Kamis, 18 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar