Website counter

Selasa, 16 November 2010

Berharga untuk Dilakukan


Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Mazmur 139 : 14

Bacaan : 2 Korintus 4 : 16 – 18

Martha Aping, nama ini melekat pada dunia busana, karena memang ia adalah perancang busana. Banyak karya adibusana yang dihasilkan hingga ia memiliki butik sendiri. Namun siapa yang menyangka perancang handal ini ternyata adalah wanita yang memiliki tinggi badan 115 cm. Ya, awalnya Aping merasa minder dengan kondisi dirinya dan merasa tak dapat melakukan sesuatu yang berarti. Lulus SD ia memutuskan hanya di rumah saja, tidak pernah ingin berinteraksi dengan dunia luar. Semasa SD, ledekan teman-temannya juga yang membentuknya menjadi wanita yang rendah diri.

Namun, suatu hari ia dilayani oleh pelayanan Laetitia, sebuah lembaga pelayanan gereja yang melayani pendampingan bagi orang-orang cacat. Di lembaga tersebut mata Aping terbuka, hatinya tersentuh dengan orang-orang cacat yang lebih dari dirinya. Mereka begitu ceria dan percaya diri, padahal cacat yang mereka derita lebih dari apa yang Aping alami. Aping menyadari mereka tidak berfokus pada kecacatan, tetapi mereka berusaha mengembangkan bakat-bakat yang mereka mampu. Aping merenung, ia memiliki kemampuan menjahit. Ia bertekad mengembangkannya, mengikuti kursus dan sekolah modiste. Hasilnya, Aping melihat bahwa ia masih memiliki sesuatu yang berharga untuk dilakukan. Sekarang ia memetik buahnya, Aping merenda hidupnya dengan adibusana.

Sering kali yang membuat hidup kita terpuruk karena kita justru berfokus pada kelemahan kita dari pada apa yang bisa kita lakukan. Kita lupa kalau kita masih memiliki hal-hal yang berharga untuk dilakukan. Percayalah, meratapi kemalangan berkepanjangan tidak akan membuat hidup kita menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, mulai melihat kebaikan Tuhan dalam hidup kita selalu punya alasan untuk mengucap syukur. Niscaya dengan demikian kita akan menemukan hal-hal berharga yang masih dapat kita lakukan. Ketika kehidupan sepertinya tidak berpihak pada Rut, suaminya meninggal, ia ikut mertuanya ke negeri asing, dan masa depan yang tak pasti, ia masih melihat harapan. Ketika memunguti jelai gandum, ia menemukan perubahan hidupnya di sana. Demikian pula, Tuhan selalu meninggalkan hal yang berharga dalam hidup kita, tak peduli seburuk apapun situasi kita. • Hendro Saputro


* Tulisan ini dimuat di Renungan Spirit Woman – Senin, 11 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar