Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Kejadian 25 : 33
Bacaan : Kejadian 25 : 19 – 34
Amarhum papa saya memiliki hobi mengumpulkan buku-buku masakan dan di waktu senggang beliau berusaha membuat masakan yang ada di buku resep. Selain hobi memasak, papa juga hobi mencicipi makanan baru. Ketika beliau masih hidup, kadang-kadang saya diajak makan di warung-warung makan yang letaknya terpencil namun ramai dikunjungi orang. Saya dibuat heran, darimana papa bisa tahu banyak tentang makanan. Rupanya semasa muda papa suka jalan-jalan ke sana ke mari sehingga tahu banyak hal. Saya pribadi hari ini gemar mencicipi makanan baru dan belum pernah saya coba karena ketularan oleh hobi papa saya. Kalau ada uang lebih, saya kadang sengaja pergi sendiri ke sebuah rumah makan yang terkenal enak dan mencoba menikmati masakannya.
Harga sebuah masakan sangat ditentukan oleh rasa dan bagaimana cara menyajikannya. Tahukah Anda ada satu masakan yang paling mahal di dunia sampai kita semua tak mau membelinya dan hanya satu orang saja yang dengan entengnya mau membeli? Saya percaya Anda sudah tahu jawabannya, roti dan masakan kacang merah. Esau dengan enteng memberikan apa yang Yakub mau yaitu hak kesulungannya, bahkan dengan lantang Esau bersumpah memberikannya. Saya tak habis pikir apakah karena Esau terlalu lapar sehingga otaknya mengalami masalah, sehingga mau saja dikibuli Yakub? Padahal bisa aja kan dia sabar sejenak untuk memasak atau datang ke Ishak minta makan. Ishak kan gembala yang kaya, masa iya tidak ada makanan di situ? Namun Alkitab menulis Esau memandang rendah hak kesulungannya demi sepiring makanan yang hanya mengenyangkan perutnya selama beberapa jam.
Belajar dari kisah Esau, mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita juga kadang sama bodohnya seperti Esau? Demi kenikmatan seksual yang paling hanya satu dua menit, banyak diantara kita mau mengorbankan seluruh usia kita untuk hidup dalam penyesalan. Hanya gara-gara takut di cap perawan tua yang nggak laku-laku, sebagian kita menjadi wanita gampangan yang mudah diajak tidur pria-pria hidung belang untuk kemudian dicampakkan. Hanya karena tak mau miskin dan mendapatkan rejeki dengan cara jujur, kita rela menukar iman kita dengan melakukan tindakan korupsi. Iman kita kepada Yesus tak sebanding untuk ditukar dengan pelukan wanita nakal atau uang haram yang hanya sekejab saja hilang kenikmatannya. Seberat apapun tekanan hidup dan godaan dunia berusaha meruntuhkan iman Anda, ingatlah Esau. Esau akhirnya harus mencucurkan air mata untuk memperoleh kembali berkat Tuhan. Jangan kita mengikuti Esau, namun jadikan pengalaman Esau sebagai peringatan buat kita agar hati-hati menghadapi godaan sehingga tidak terjerumus dalam dosa. • Richard T.G.R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar