Website counter

Kamis, 18 November 2010

Ibarat Sebuah Kapal

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Matius 10 : 43

Bacaan : Matius 10 : 35 – 45

Pernahkah Anda melihat film Titanic? Saya percaya hampir semua kita pernah melihatnya. Kapal Titanic di desain sebagai kapal raksasa dengan fasilitas nomor satu. Setiap kamar memiliki fasilitas hotel bintang lima, kapal memiliki ruang dansa dan minum-minum, ada kapel gereja, tempat duduk untuk berjemur dan restoran. Tak hanya itu, setiap penumpang pun akan dilayani sebaik mungkin. Intinya setiap penumpang akan dibuat santai, dilayani, dihibur, bisa meminta ini dan itu. Beda dengan penumpang kapal perang yaitu tentara. Jangan pernah berharap bisa santai-santai. Ketika kita melihat film-film perang Amerika, akan kita dapati para marinir Amerika yang dikirim maju perang menggunakan kapal tempur, tak bisa santai-santai. Mereka harus selalu siaga dan bahu-membahu agar menang berperang di laut. Setiap marinir memiliki tugas dan perannya masing-masing.

Saya berandai-andai jika saja sebuah gereja itu ibarat kapal yang kita tumpangi menuju rumah Tuhan, bagaimana sikap kita sebagai penumpang? Apakah kita bersikap seperti penumpang yang ingin pergi berwisata atau kita seperti penumpang yang mengemban suatu misi seperti seorang tentara? Kenyataan berbicara, banyak gereja hari ini memiliki banyak jemaat yang bermental seperti penumpang kapal pesiar. Mereka datang ke gereja bukan untuk melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk Tuhan, namun mereka datang untuk "dilayani" Tuhan, yang dalam hal ini adalah mereka dilayani orang-orang yang terlibat dalam pelayanan seperti song ministry, usher, atau pendeta. Mereka datang bukan untuk belajar sesuatu yang baru dan hidup mereka diubahkan, namun mereka ingin dilayani dengan fasilitas bangku yang empuk, ruangan yang sejuk atau group band yang hebat, ingin dihibur dengan musik yang oke, telinga mereka ingin disenangkan oleh khotbah yang enak didengar, mereka ingin di hormati oleh para usher selama di gereja. Akibatnya, saat AC di rasa kurang dingin, usher dianggap melakukan beberapa kesalahan, pujian kadang salah nada dan ucap, atau pendeta khotbahnya kurang greget, mereka komplain. Mereka kritikal ini dan itu dan tak sedikit yang pindah gereja.

Tuhan hari ini memanggil Anda dan saya bukan untuk menjadi seorang Kristen yang santai-santai saja dan ingin selalu dilayani seperti penumpang kapal pesiar. Tuhan ingin hidup kita saling melayani dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Tuhan ingin kita datang ke gereja untuk melayani Dia dengan talenta yang kita punya, karena Tuhan sendiri datang ke dunia untuk menjadi hamba. Apapun gereja Anda saat ini, buang mentalitas seorang bos karena gereja bukan tempat untuk Anda dimanjakan dan dilayani. Kalau Anda ingin dilayani dan bisa seenaknya memerintah ini dan itu, jangan datang ke gereja tetapi datanglah ke hotel bintang lima. Sebuah gereja dan jemaat Tuhan yang sehat adalah satu sama lain individunya saling melayani. Saling menegor boleh-boleh saja, namun hendaknya kita juga terlibat aktif dalam pelayanan, bukan menjadi penonton. Sebuah tim sehebat apapun talenta masing-masing anggotanya, akan kalah kalau tak mau bekerja sama. Sebuah gereja yang bertumbuh dan berkenan di mata Tuhan adalah sebuah gereja dimana jemaatnya satu sama lain saling melayani dan terus bertumbuh baik secara kualitas dan kuantitas. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar