Baca : Kejadian 27 :
1 – 40
Engkau
akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan
terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan
melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kejadian 27 : 40)
Semasa saya masih menjadi pegawai beberapa tahun lalu, saya
pernah melakukan kesalahan dalam memberikan harga barang kepada konsumen
sehingga perusahaan merugi beberapa juta. Untuk menutup kekurangan harga
barang, pimpinan lalu memutuskan gaji saya dipotong sedikit demi sedikit sampai
kerugian itu lunas. Keteledoran saya yang berlangsung hanya beberapa detik
harus saya bayar mahal berbulan-bulan. Saya harus membayar sebuah barang yang
tidak pernah saya nikmati dan barang itu dinikmati orang lain.
Sahabat RePa, kalau kita salah dalam menghitung uang atau
barang sehingga hilang, maka potong gaji menjadi salah satu solusinya. Namun
apa jadinya kalau yang hilang adalah keselamatan kekal pemberian Tuhan? Cobalah
kita bertanya pada Esau yang menganggap rendah hak kesulungan. Kalau kita
perhatikan kisah Yakub diberkati Ishak, kita akan tahu Ishak memberikan berkat
berdasarkan apa yang Tuhan mau, bukan apa yang Ishak mau. Tuhan bisa saja
gagalkan rencana licik Ribka dan Yakub, namun kenapa Tuhan berikan berkat pada Yakub?
Karena Yakub menghargai hak kesulungan, meski caranya salah. Kejadian 25 : 29 –
34 jelas mencatat Esau memandang rendah hak kesulungan. Ia rela tukar hak itu
hanya untuk sepiring makanan. Tuhan sangat terhina oleh ulah Esau sehingga Ia
hukum Esau dengan ″merestui″ Yakub menipu bapaknya agar hak kesulungan itu
dinikmati Yakub, walaupun pada akhirnya Yakub pun harus menjalani hukuman Tuhan
karena menipu.
Hari ini seberapa sungguh-sungguh kita menjaga keselamatan
kekal yang sudah Tuhan berikan? Apakah hidup kita sehari-hari seturut firman
Tuhan, atau kita hidup seenaknya sehingga tanpa sadar kita tukar keselamatan
itu dengan kenikmatan dunia yang fana, sehingga saat kita menyadarinya kita
menjadi sangat menyesal dan harus sangat bersusah payah? Mari kita hati-hati
dalam bertindak sehingga kita tak perlu potong gaji atau kehilangan keselamatan
kekal dari Tuhan. Iblis selalu punya seribu satu cara untuk membuat kita
sukarela menukar keselamatan kekal dengan kenikmatan dunia yang sementara. Jangan
biarkan keuntungan sesaat membuat kita kehilangan berkat jangka panjang. • Richard
T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan Pagi
– Jumat, 19 Oktober 2012
Pertanyaan : Seberapa sungguh-sungguh saya menjaga
keselamatan kekakl dari Tuhan?
Aplikasi : Hati-hati dalam bertindak dan
berkata-kata.
Doa : Tuhan, ajar kami untuk hati-hati
dalam bertindak. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar