Website counter

Selasa, 27 November 2012

Cara Berdoa

Baca : Lukas 18 : 18 – 27
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18 : 14)

Suatu hari seorang pendeta didatangi dua orang jemaat untuk konsultasi dan meminta jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi. Masalah keduanya sama, yaitu tidak sanggup membayar hutang yang sangat besar. Selesai mendengarkan seluruh isi hati keduanya, mereka dinasehati untuk jangan lagi berhutang dan berdoa sampai hutang itu lunas. Keduanya patuh, sejak saat itu tiap hari mereka tekun berdoa. Jemaat pertama berdoa begini : ″Tuhan, tolong lunasi hutang-hutangku dan lindungi aku dari kejaran debt collector.″ Jemaat kedua berdoa :″Tuhan, Engkau tahu bagaimana kondisiku sekarang, berikan aku kekuatan untuk dapat melunasi hutang-hutangku saat ini.″ Beberapa bulan kemudian, jemaat pertama masih sibuk dengan hutangnya, jemaat kedua usahanya semakin maju karena ia giat bekerja dan berhemat sehingga sebagian hutangnya sudah lunas.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, cara kita berdoa sangat menentukan jawaban Tuhan. Banyak orang Kristen salah mengartikan nasihat Yesus untuk berdoa. Mereka mengira kalau mereka sudah berdoa dengan serius, kalau perlu tiga kali sehari dibarengi puasa, pasti Tuhan akan jawab doa itu dengan jawaban yang memuaskan. Betulkah begitu? Belum tentu, tergantung bagaimana doa kita. Mengapa doa orang Farisi yang notabene saleh hidupnya dengan berpuasa dua kali seminggu, memberikan sepersepuluh penghasilannya, mematuhi hukum Tuhan, tidak dikabulkan? Mengapa doa pemungut cukai yang sederhana dan sadar diri akan hidupnya yang hina justru didengar Tuhan? Karena cara dan sikap mereka dalam berdoa. Tuhan tidak mungkin mengabulkan doa orang yang sombong, tidak mau berusaha, dan aktif untuk bekerja mewujudkan apa yang dia minta menjadi kenyataan. Tuhan tak mau kita doa dengan tujuan lari dari masalah dan melimpahkan masalah itu kepada Tuhan, namun dia tidak mau bertanggungjawab atas masalah itu.

Jangan pernah jadikan Tuhan sebagai kambing hitam atas dosa atau kesalahan kita. Kita yang merusak namun Tuhan yang disuruh memperbaiki, tentu ini sikap yang salah. Berdoalah dengan sikap kita mengaku dosa, siap bertanggungjawab, dan meminta penyertaan Tuhan supaya kita mampu membereskan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 7 Oktober 2012
Pertanyaan    : Apakah saya suka lari dari tanggung jawab?
Aplikasi          : Berdoalah dengan sikap mau mengaku dosa.
Doa                 : Tuhan, ajar aku merendahkan diri saat berdoa kepada Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar