Website counter

Selasa, 27 November 2012

Menjadi Berkat

Baca : Hakim-hakim 11 : 1 – 11
Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. (Hakim-hakim 11 : 1)

Rick Warren dalam bukunya Purpose Driven Life mengajukan pertanyaan berikut, ″What on earth am I here for?″ Salah satu pertanyaan mendasar dalam hidup ini adalah untuk apa kita hidup? Apakah hanya untuk lahir, besar, menikah, punya anak, kemudian meninggal? Pertanyaan mendasar itulah yang menimbulkan kegelisahan bagi sebagian orang dalam menjalani hidup ini. Saya punya dua orang teman yang tujuh tahun lalu menikah di tahun yang sama. Teman pertama setelah menikah, Tuhan anugrahi berkat dengan istrinya langsung hamil, dan sekarang sudah memiliki dua anak. Teman kedua, susah punya anak. Mereka sudah berusaha metode ini dan itu, bahkan pergi berobat ke Singapura, namun hasilnya nihil. Barulah pada tahun ketujuh Tuhan memberikan momongan.

Dari kisah kedua teman di atas, kita bisa belajar bahwa kita dilahirkan ke dunia sesuai rencana Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama lewat hidup dan karya kita. Kita tidak asal lahir dari hubungan badan dua orang manusia yang berlainan jenis, namun karena kehendak Tuhan. Katakanlah kita lahir di satu keluarga yang berantakan atau maaf kata dari seorang pelacur, Tuhan bisa buat hidup kita berharga di mata-Nya dan di hadapan sesama. Saat kita baca kisah Yefta, kita mungkin tidak percaya Tuhan bisa pakai dia untuk jadi hakim. Namun itulah hebatnya Tuhan. Dia tidak melihat latar belakang kita atau betapa banyaknya kelemahan kita, namun Dia melihat kita berharga karena kita adalah ciptaan-Nya.

Jika hari ini kamu merasa rendah diri karena memiliki latar belakang yang kelam, atau pendidikan hanya sampai tingkat tertentu, ketahuilah bahwa kau berhak untuk sukses dan Tuhan ingin kamu sukses. Kalau Tuhan bisa pakai Yefta, Tuhan pun bisa pakai kamu saat ini untuk memuliakan nama-Nya. Bagian yang harus kamu lakukan adalah menghidupi firman Tuhan dan tidak membiarkan omongan-omongan negatif orang lain membuat kamu takut meningkatkan kualitas diri. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Selasa, 16 Oktober 2012
Pertanyaan    : Apakah saya rendah diri karena memiliki latar belakang yang kelam?
Aplikasi          : Jangan rendah diri, Anda berhak untuk sukses.
Doa                 : Tuhan, ajar kami menghidupi firman-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar