Baca : Yeremia 28 : 1
– 17
Lalu
berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya: "Dengarkanlah, hai Hananya!
TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya
kepada dusta. (Yeremia 28 : 15)
Menurut Anda, apa yang diharapkan jemaat saat pendetanya,
atau hamba Tuhan tamu menyampaikan firman? Pasti mereka semua sangat berharap Hamba
Tuhan itu menyampaikan satu khotbah berisi hal-hal yang menyenangkan seperti
cinta kasih akan anggota keluarga, orang yang ikut Tuhan akan diberkati, yang
sakit di sembuhkan, atau yang sedang cari jodoh segera dapat jodoh. Tidak salah
keinginan jemaat tersebut, karena mengharapkan segala sesuatu yang baik memang
keinginan semua orang. Namun, ada kalanya kita harus mau menerima firman Tuhan
yang keras, yang berisi kebenaran untuk menegur anggota jemaat yang suam-suam
kuku agar bertobat dan kembali semangat.
Di jaman pemerintahan Zedekia, ada seorang nabi bernama
Hananya yang melanggar nubuat Tuhan yang diberikan melalui nabi Yeremia dengan
mengatakan satu firman yang sama sekali tidak benar dan menyesatkan. Hananya
berkata Tuhan akan mematahkan kuk raja Babel. Padahal Tuhan tidak pernah
memberikan firman semacam itu. Firman yang benar adalah rakyat Israel akan tetap
ditimpa malapetaka. Mengapa Hananya berani mengatakan dusta? Karena ia ingin
menyenangkan hati orang Israel, ia ingin dipuji-puji dan dihomati rakyat, namun
caranya tidak benar. Ia memanipulasi kebenaran firman Tuhan. akibatnya, meski
kata-katanya manis didengar, ia dihukum mati oleh Tuhan karena mengajak bangsa
Israel murtad dari Tuhan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, sekeras apapun kebenaran
firman Tuhan yang kita terima saat mendengarkan khotbah, atau saat mendapat
teguran langsung dari Gembala Sidang, jangan keraskan hati atau memusuhi Hamba Tuhan
yang menyampaikannya. Tuhan kadang menegur kita dengan keras karena sudah
berbuat dosa atau memiliki satu kebiasaan buruk agar kita selamat. Berterima
kasihlah kalau Tuhan masih mau menegur karena itu adalah pertanda Ia sangat
mengasihi kita. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Selasa, 9 Oktober 2012
Pertanyaan : Apakah saya mau menerima teguran?
Aplikasi : Jangan keraskan hati saat menerima
teguran.
Doa : Tuhan, terima kasih untuk
firman-Mu yang keras dan menegur kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar