Website counter

Kamis, 08 April 2010

Usaha + Kreatif + Doa = Solusi


By : Richard T.G.R

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29 : 7

Bacaan : Yeremia 29 : 7


Masalah air tak lagi menyusahkan warga Dusun Banyumeneng I, Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul. Bak penampungan air warga selalu terisi sehingga mereka tak perlu lagi menempuh jarak 1,5 km ke sungai air Kali Gede ketika kemarau. Dahulu, urusan mengambil air menjadi lama dan melelahkan karena kondisi berbukit dan jalan setapak yang tak beraspal. Kalau malas dan tak mau cape, pilihannya membeli air. Satu tangki berisi 5.000 liter air ditebus Rp 125.000. satu tangki itu biasanya habis dalam tiga pekan dengan syarat irit. Bagi para petani kecil, ongkos itu mahal. Harapan muncul setelah Dusun Banyumeneng I menjadi lokasi proyek pengangkatan air bertenaga surya (Solar Water Pumping System) atas prakarsa mahasiswa Teknik Fisika UGM. Proyek dibangun pertengahan tahun 2008 dan 2009 memanfaatkan 2 kloter mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN) bersama masyarakat. Dana pembangunan hampir Rp 200 juta merupakan hasil lomba tingkat dunia, Mondialogo Engineering di India, yang diikuti mahasiswa Teknik Fisika tahun 2006.

Pada lomba yang disponsori UNESCO dan Daimler, perusahaan otomotif terkemuka Jerman itu, tim Teknik Fisika UGM yang bekerja sama dengan Curtin University of Technology Australia, menyabet juara pertama dan berhak atas hibah 20.000 euro. Ajang lomba itu untuk menjaring ide kreatif mahasiswa yang akan diaplikasikan pada proyek yang berkeseinambungan di masyarakat. Namun, tetap berpijak pada pemanfaatan teknologi. Cara kerja yang dikembangkan para mahasiswa untuk mengangkat air sebenarnya sederhana. Panel surya yang diletakkan di puncak bukit dusun itu akan menangkap panas matahari. Setidaknya, dalam sehari, 4,5 jam matahari bersinar terik. Sel surya akan menggubah panas menjadi energi listrik. Jika cuaca terik, listrik yang dihasilkan mencapai 1.200 watt-peak. Listrik akan menggerakkan pompa bertekanan tinggi di bawah kaki bukit yang digunakan untuk menyedot air.

Pompa bertipe submersible pump merek Lorentz Jerman itu tergenang di dalam sumber air. Tipe pompa seperti itu kuat menyedot air. Apalagi untuk mengangkat air setinggi 88 meter (vertical) melalui pipa yang ditanam sejauh 1,6 kilometer menuju bak penampunga utama dengan debit 5 – 7 liter per detik. Dari bak tersebut, air lalu dialirkan lagi ke enam bak penampungan di bawahnya. Enam bak penampungan tersebut berjarak puluhan meter dari rumah warga. Air memang tak selamanya mengucur karena sistem mutlak bergantung pada sinar matahari. Sore hingga pagi panel surya tentu tak mendapat suplai sinar matahari. Namun, sejauh ini bermanfaat nyata bagi warga. Sejak air mengalir ke bak-bak rumah warga, kebiasaan warga mulai berubah. Warga bisa memakai banyak air seperti untuk mencuci dan mandi. Airnya bagus, bening, seperti air tanah. Warga cukup memberikan iuran Rp 15.000 per bulan untuk berlangganan.

Jaman dan teknologi semakin canggih, sudahkah Anda menggunakan teknologi yang Anda kuasai untuk menolong sesama? Kini teknologi sudah ramah lingkungan, seperti mengolah sampah menjadi energi listrik, sinar matahari sebagai tenaga listrik, minyak jarak untuk bahan bakar, dll. Tak ada alasan untuk kita berkata tak bisa memberikan sumbangsih untuk negara. Mengutip kata-kata John F. Keneddy, jangan bertanya apa yang sudah negara berikan untukmu, namun bertanyalah kepada dirimu sendiri apa yang sudah kamu lakukan untuk negara? Jangan pernah bertanya kepada Tuhan apa yang sudah Dia lakukan untukmu, namun bertanyalah kepada dirimu sendiri, apa yang sudah kamu lakukan untuk Tuhan? Melalui kata-kata yang positif, cara kerja yang jujur, senyum yang ramah, kita sesungguhnya turut membangun Indonesia. Kalau kita cukup beruntung punya skill lebih, kembangkan itu untuk kesejahteraan masyarakat, karena Tuhan menempatkan kita di Indonesia untuk membangun Indonesia.

Sumber : Harian Kompas, Selasa, 6 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar