Website counter

Minggu, 25 April 2010

Daftar Kesalahan


By : Richard T.G.R

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. I Korintus 13 : 5

Bacaan : I Korintus 13 : 1 – 13


Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh amat meriah. Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan," katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan bersama kita lebih bahagia." Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik tersebut untuk kebaikan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat yang terlintas dalam benak masing-masing.

Esok paginya, ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya," kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika dia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh, tidak. Lanjutkan," jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan kembali membaca semua yang terdaftar dalam catatannya. Setelah selesai, ia melipat kertasnya dengan manis diatas meja lalu berkata, "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu." Dengan suara perlahan suaminya berkata, "Aku tidak mencatat sesuatupun tentang kekuranganmu di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak ada satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang." Sang istri tersentuh dan tersentak oleh ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Ia menunduk dan menangis ( Sumber : www.Renungan Harian.com di posting oleh Yuliana).

Apa perasaan Anda ketika membaca kisah diatas? Apakah tanpa sadar Anda juga kerap menghitung plus menyimpan segala kesalahan dan dosa pasangan hidup dalam hati Anda? Mungkin tindakan Anda tidak seekstrim kisah diatas, namun apakah kita sering menjatuhkan pasangan dengan kesalahan masa lalunya. Tak ada seorangpun manusia yang terlahir sempurna termasuk Anda dan saya. Sehebat apapun pasangan Anda, pasti akan ada karakter atau kebiasaannya yang tidak Anda sukai. Ada saatnya di mana Anda benar-benar tak bisa menerima kebiasaan buruknya dan ingin merubahnya. Sah-sah saja Anda ingin pasangan hidup Anda berubah menjadi lebih baik, lebih rohani, lebih cinta Tuhan, lebih mengasihi, lebih sopan, dll. Namun, jangan pernah Anda menyimpan-nyimpan segala kesalahannya atau menuntut dia berubah sesuai keinginan Anda. Salah besar kalau Anda sejak menikah sampai sekarang selalu menyimpan semua kesalahan pasangan Anda. Anda begitu hapal dosa-dosanya dan aib masa lalunya dan lupa segala kebaikan pasangan Anda. Anda seakan lupa betapa dia berusaha keras berubah semakin lebih baik dan rohani. Anda lupa bahwa Anda menikah dengan kasih.

Firman Tuhan di Korintus 13 : 5 berkata : Kasih tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi suami atau istri kita, sudah seharusnya kita tidak menyimpan segala aibnya namun menyimpan segala kebaikannya. Sekalipun pasangan kita memang tidak baik, kita tetap harus memberikan cinta kasih dengan tulus karena itulah tandanya kita benar-benar mempraktekkan kasih. Maafkanlah pasangan kita. memaafkan dan tidak menyimpan keburukannya akan membebaskan diri dari perasaan negatif dan melatih kemampuan kita untuk mencintai pasangan jauh di atas segala kelemahan maupun kekurangannya. Kita adalah manusia yang tidak sempurna. Jujur, bukankah kita semua juga ingin dihargai dan dikasihi oleh pasangan kita?

Jangan habiskan waktu Anda hanya untuk mengingat kesalahan pasangan Anda namun berubahlah bersama-sama dalam kasih. Belajarlah untuk mengampuni kesalahan pasangan seperti Anda dengan menuliskannya di pasir waktu sehingga ketika angin pengampunan bertiup, kesalahan itu akan mudah terhapus. Materaikan kebaikan pasangan Anda dalam batu karang karang waktu sehingga ketika cobaan hidup melanda, kebaikan itu akan membuat Anda selalu ingat dan selalu mengasihi pasangan Anda dengan sepenuh hati dalam kondisi apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar