Website counter

Minggu, 25 April 2010

True Love


By : Richard T.G.R

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. I Korintus 13 : 7

Bacaan : I Korintus 13 : 1 – 13


Sepasang kekasih berjanji akan melangsungkan pernikahan setelah sekian lama berpacaran. Ketika hari pernikahan tinggal dua bulan lagi, sang pria yang merupakan seorang pilot, mengalami kecelakaan saat mengemudikan pesawat terbang di suatu kepulauan di Indonesia. Sang pria di temukan masih bernyawa oleh tim SAR, namun lima puluh persen lebih tubuhnya hangus terbakar. Dalam keadaan kritis, pria tersebut segera di larikan ke rumah sakit dan menjalani operasi. Ketika pihak keluarga dan calon mempelai perempuan mendapat kabar menyedihkan ini, mereka bergegas menuju rumah sakit. Ketika bertemu dokter yang menangani, dokter itu mengatakan suatu kabar buruk. Kalau sang pria bisa bertahan hidup dan operasi sukses, keluarga harus bisa menerima kenyataan bahwa pria itu akan memiliki bentuk fisik yang cacat. Seluruh kulit kepalanya mengelupas sehingga walaupun di operasi, mukanya akan seperti zombie dan jari-jari tangannya bengkok sehingga akan kesulitan mengambil segala sesuatu.

Menerima kenyataan ini, apa yang di lakukan calon mempelai wanita? Apakah dia akan meminta putus dan mencari pria lain? Toh dia belum terikat janji pernikahan. Sah-sah saja bukan dia tak mau menikah? Calon mempelai wanita yang beragama Khatolik ini lalu pergi ke kapel dan berdoa. Dalam doanya dia meminta kepada Tuhan untuk memberikan kesempatan kedua kepada calon suaminya untuk tetap hidup sekalipun cacat. Dia pun berjanji akan tetap menikah dengannya dan setia sampai mati. Doanya yang tulus di jawab Tuhan, calon suaminya bisa bertahan hidup dan operasi berjalan sukses. Ketika ia bertemu langsung calon suaminya di kamar rumah sakit setelah operasi, hanya ada isak tangis melihat betapa mengenaskan keadaan calon suaminya. Hatinya semakin teriris-iris ketika mendengar calon suaminya ini berkata mengapa dirinya masih hidup dan mengapa calon istrinya mau menemaninya, mengapa tidak mencari pria lain saja. Wanita ini hanya bisa memeluk calon suaminya sambil menangis. Setelah bisa menguasai diri, dia berkata bahwa tetap mau menikah dan menerima si pria apa adanya. Setelah sang pria menjalani berbagai operasi dan pemulihan psikis, keduanya akhirnya menikah. Sang istri yang notabene cantik, dengan setia mendampingi sang suami menjalani bahtera rumah tangga. Inilah cinta sejati.

Mencintai dan di cintai adalah karunia Tuhan, namun sudahkah kita benar-benar mencintai? Bagi Anda yang sedang pacaran atau sudah menikah, bagaimana cara Anda mengasihi pasangan atau pacar Anda? Apakah Anda mengasihinya karena dia cantik atau ganteng, smart, tajir, multi talenta, terkenal, bapaknya orang gedongan, atau apa? Apakah cinta kita tergantung keadaan atau kita mencintainya dengan sepenuh hati. Untuk menguji seberapa tulus seseorang mencintai atau mengasihi Anda, caranya mudah kok. Ketika Anda miskin, sakit dan tak punya sesuatu yang spesial dari diri Anda, lihatlah siapa yang dengan tulus menengok Anda, tetap setia menjadi sahabat Anda dan mengasihi Anda tanpa memandang status. Seorang sahabat atau pasangan yang benar-benar tulus mengasihi Anda akan datang ketika Anda jatuh, rusak, dan tak ada yang bisa Anda berikan untuknya. Cinta sejati atau kasih adalah cinta yang tidak memandang muka.

Hari ini kasih hanya menjadi slogan atau omong kosong yang diucapkan banyak orang, lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda hanya mengasihi di mulut, namun kosong dalam perbuatan? Apakah Anda tetap mencintai pasangan Anda dengan sepenuh hati ketika dia di PHK atau usahanya bangkrut? Apakah Anda tetap setia menemaninya ketika dia terbaring di ranjang rumah sakit? Apakah Anda dengan lemah lembut selalu memberinya dorongan ketika dia lemah? Apakah Anda bisa tulus mengampuni dan memaafkan orang yang melukai perasaan Anda? Apakah Anda ikhlas menolong seseorang walaupun Anda tahu orang yang Anda tolong tak bisa memberikan balas jasa? Apakah Anda tetap bisa bersikap baik kepada orang yang membenci Anda? Apakah Anda tetap mencintai kekasih Anda yang dahulu cantik dan kini cacat karena kecelakaan? Apakah Anda mengasihi seperti Kristus mengasihi? Semakin banyak Anda menjawab YA dengan jujur untuk semua pertanyaan diatas berarti Anda memang memiliki kasih. Kasih bukanlah kasih kalau kita mengharapkan balas jasa. Kasih bukanlah kasih kalau kita hanya mencintai pasangan hidup atau pacar karena kelebihannya semata. Kasih bukanlah kasih kalau kita menjadi pengkhianat cinta ketika mendapati pasangan kita menderita atau cacat karena suatu penyakit. Kasih bukanlah kasih kalau kita hanya memuji Tuhan ketika hidup kita diberkati dan mengeluh bahkan mengutuk ketika Tuhan memberikan sesuatu yang buruk dalam hidup kita. Mari kita mengasihi dengan perbuatan, bukan semata dengan mulut. Sudahkah Anda mengasihi seseorang hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar