Website counter

Kamis, 22 April 2010

Assimilate


By : Richard T.G.R

Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Mazmur 46 : 3

Bacaan : Mazmur 46 : 1 – 12


Segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami perubahan. Cobalah kita perhatikan keadaan sekitar. Dahulu handphone merupakan barang mewah walaupun fiturnya sederhana, namun sekarang semua orang bisa memiliki handphone karena harganya sudah terjangkau dengan fitur yang canggih. Dahulu kita menyimpan data pekerjaan menggunakan disket yang besar. Namun kini kita hanya butuh flashdisk yang kecil namun bisa menampung data yang sangat banyak. Kita sendiripun sesungguhnya mengalami perubahan baik secara fisik maupun karakter. Dahulu kita masih bayi, lalu beranjak kanak-kanak, kemudian remaja dan kini dewasa. Dahulu kita bersikap seperti anak kecil yang ini itu meminta kepada orang tua dan tidak bisa mendapatkan sendiri. Kini kita bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, bahkan mencukupkan kebutuhan anak istri.

Perubahan memang kadang menakutkan, namun sebagai anak Tuhan kita semestinya menikmati dan mensyukuri perubahan yang ada karena perubahan itu membuat hidup kita indah. Coba kita bayangkan kalau teknologi tak pernah berkembang. Dari dahulu sampai sekarang kita berkomunikasi menggunakan surat atau harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh untuk bertemu satu sama lain. Wah, sudah pasti sangat tidak nyaman. Perubahan harus kita nikmati apapun kondisinya dengan cara beradaptasi dengan perubahan itu sendiri. Saat kita patah hati ketika pujaan hati menolak ajakan kita menjadi kekasihnya, tetaplah mengucap syukur. Saat pujaan hati menerima cinta kita, tetaplah mengucap syukur. Saat usaha yang kita rintis bangkrut karena krisis, bencana alam atau penipuan, jangan takut atau sedih hati. Saat usaha kita maju pesat dan keuangan kita berkecukupan, jangan lupa kepada Tuhan sang pemberi berkat.

Daud dan Yusuf adalah figure yang patut kita jadikan teladan dalam menghadapi berbagai perubahan jaman. Daud mulai dari menjadi gembala sampai menjadi raja tetap bisa beradaptasi dengan perubahan dan tak pernah melupakan penyertaan Tuhan. Mazmur-mazmur Daud dengan jelas mengungkapkan segala isi hatinya saat mengalami berbagai tantangan dan cobaan yang datang silih berganti. Yusuf pun melakukan hal yang sama. Anak raja gembala ini tetap bisa bekerja maksimal sebagai budak karena beradaptasi dengan keadaan dan tidak mengeluh. Saat kemudian menjadi orang nomor dua di Mesir, Yusuf pun tetap bekerja dengan rajin mengumpulkan gandum dan tidak melampiaskan dendam pada saudara-saudaranya ketika mereka datang membeli gandum, namun mengasihi mereka.

Bagaimana dengan Anda hari ini? Apakah Anda dengan cepat bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada atau Anda komplain kepada Tuhan kok hidup susah melulu? Ketika hal-hal buruk terjadi dalam hidup Anda, jangan buru-buru mengeluh dan bertanya kepada Tuhan mengapa Anda mengalaminya. Tetaplah positif thingking dan menganggap perubahan yang ada merupakan cara Tuhan mendidik kita agar semakin berkarakter dan mengerti kasih-Nya. Dalam situasi yang buruk, iman kita yang sejati akan muncul. Apakah selama ini kita hanya sekedar percaya dan memuji Tuhan saat keadaan semuanya berjalan baik atau kita memiliki iman seperti Daud yang tetap percaya Tuhan itu baik dan bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada? Jawablah dengan jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar