Baca : II Samuel 12 :
1 – 14
Lalu
berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan
Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau
tidak akan mati. (II Samuel 12 : 13)
Karena terungkap menerima donasi ilegal sebesar 250 ribu yen
atau sekitar Rp 27 juta, Menteri Luar negeri Jepang Seiji Maehara (48)
mengundurkan diri dari jabatannya. Donasi politik sebesar Rp 27 juta yang
diterimanya dari tahun 2005 sampai 2010 sebetulnya kecil bagi politisi sekelas
Maehara, namun ini menjadi batu sandungan karena melanggar undang-undang
politik. Ada yang berkomentar Maehara belum tentu mundur jika donasi dari
seorang warga asing Korea itu tidak terungkap. Ungkapan itu memang ada
benarnya, namun kita perlu mengacungi jempol kepada Maehara yang segera meminta
maaf kepada rakyat Jepang dan dengan gagah berani mundur dan menjalani hukuman.
Hal ini membuktikan budaya malu dan rasa bersalah melekat kuat di kalangan
politisi Jepang.
Bagaimana dengan Indonesia? Tak perlu saya menjawab, Anda
sudah tahu jawabannya. Pertanyaannya sekarang, apakah kita sendiri masih tahu
malu dan memiliki rasa bersalah? Atau kita menjadi orang yang tak mau mengaku
salah walaupun sudah terbukti salah, dan justru mencari pembenaran atau kambing
hitam untuk kesalahan yang kita perbuat? Satu hal yang perlu kita tahu,
menutupi kesalahan dan bersikap seolah-olah kita suci dan baik-baik saja tak
akan pernah menyelesaikan masalah dan justru merusak nama baik kita sendiri.
Saat berani mengakui kesalahan, meminta maaf, dan mau menanggung hukuman, Tuhan
dan manusia akan sangat menghargai diri kita. Tak ada manusia yang tak pernah
salah dan tak pernah jatuh dosa, sehingga jangan malu mengakui kesalahan dan
meminta maaf. Saat kita membaca kisah raja Daud, kita akan mendapati Daud pun
memiliki dosa, ia membunuh Uria dan berzinah dengan istrinya. Tuhan tegor Daud
melalui nabi Natan, dan dengan jujur Daud mengakui dosanya. Tuhan memang tetap
menghukum Daud, namun Daud sampai hari ini dikenang sebagai salah satu raja
Israel yang luar biasa karena integritasnya.
Apakah pagi hari ini Anda bimbang untuk mengakui kesalahan
kepada seseorang atau menyimpan rapat-rapat kesalahan itu? Pilihlah untuk
berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan siap menjalani hukuman, karena itu
menunjukkan kualitas integritas Anda. Nama baik Anda tidak akan ternoda saat
Anda tahu malu dan berani mengakui kesalahan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Siang – Jumat, 20 Juli 2012
Pertanyaan : Apakah aku berani mengakui setiap
kesalahanku?
Aplikasi : Jadilah pribadi yang berani mengakui
kesalahan.
Doa : Tuhan, ajar aku menjadi
pribadi yang jujur. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar