Baca
: I Samuel 15 : 1 – 35
"Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia
telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit
hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman. (I Samuel 15 :
11)
Beberapa minggu yang lalu saya menderita
karena suatu keadaan di mana saya harus mendisiplin seseorang. Saya harus
mengeluarkan orang ini dari group usher yang saya pimpin karena dia setengah
hati dalam melayani dan berulang kali bertindak semaunya sendiri. Walaupun saya
merasa sudah melakukan hal yang benar, dan dengan cara yang benar, saya masih
berduka karena dia. Saya turut merasakan kesusahan akibat kesalahan yang dia
perbuat.
Hamba Tuhan, konfrontasi memang sangat
tidak menyenangkan dan kita sebisa mungkin tidak melakukan hal ini. Namun kalau
keadaan memang mengharuskan kita konfrontasi, beranilah melakukan hal itu meski
kita merasa sakit hati. Samuel merasa sakit hati saat Tuhan berbicara kepadanya
perihal Saul yang tidak taat. Saul mendapat perintah dari Tuhan untuk membinasakan
semua orang Amalek tanpa kecuali (ayat 3), namun Saul melaksanakan perintah itu
setengah hati dengan menyelamatkan Agag dan segala ternak orang Amalek yang
tambun. Karena ketidakpatuhannya ini Tuhan menyuruh Samuel berkata kepada Saul
bahwa dia ditolak sebagai raja dan Tuhan sudah memberikan jabatan raja kepada
orang lain yang lebih baik darinya. Samuel sakit hati karena ia sangat
mengasihi Saul, dia sendiri yang mengurapi Saul, dan pasti sangat berharap Israel
akan menjadi bangsa yang takut akan Tuhan dan disegani bangsa-bangsa lain.
Namun yang terjadi Saul bertindak demi kepentingannya sendiri dan tak mau taat
akan perintah Tuhan. Suka tidak suka, Samuel harus memberitakan kabar pemecatan
ini kepada Saul.
Konfrontasi berisiko dan harus dilakukan
hanya setelah kita mempersiapkan hati dengan saksama di hadapan Tuhan. Jangan
ragu mendisiplin orang yang berulang kali diberi kesempatan untuk berubah namun
tidak mau berubah. Memang kita akan turut merasakan derita disiplin yang kita
lakukan, namun itulah tanda kita seorang gembala yang baik, gembala yang mau
memukul dombanya yang bandel agar taat. • Richard
Tidak ada komentar:
Posting Komentar