Website counter

Minggu, 31 Maret 2013

Berduka karena Saul

Baca : I Samuel 15 : 1 – 35
"Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman. (I Samuel 15 : 11)

Beberapa minggu yang lalu saya menderita karena suatu keadaan di mana saya harus mendisiplin seseorang. Saya harus mengeluarkan orang ini dari group usher yang saya pimpin karena dia setengah hati dalam melayani dan berulang kali bertindak semaunya sendiri. Walaupun saya merasa sudah melakukan hal yang benar, dan dengan cara yang benar, saya masih berduka karena dia. Saya turut merasakan kesusahan akibat kesalahan yang dia perbuat.

Hamba Tuhan, konfrontasi memang sangat tidak menyenangkan dan kita sebisa mungkin tidak melakukan hal ini. Namun kalau keadaan memang mengharuskan kita konfrontasi, beranilah melakukan hal itu meski kita merasa sakit hati. Samuel merasa sakit hati saat Tuhan berbicara kepadanya perihal Saul yang tidak taat. Saul mendapat perintah dari Tuhan untuk membinasakan semua orang Amalek tanpa kecuali (ayat 3), namun Saul melaksanakan perintah itu setengah hati dengan menyelamatkan Agag dan segala ternak orang Amalek yang tambun. Karena ketidakpatuhannya ini Tuhan menyuruh Samuel berkata kepada Saul bahwa dia ditolak sebagai raja dan Tuhan sudah memberikan jabatan raja kepada orang lain yang lebih baik darinya. Samuel sakit hati karena ia sangat mengasihi Saul, dia sendiri yang mengurapi Saul, dan pasti sangat berharap Israel akan menjadi bangsa yang takut akan Tuhan dan disegani bangsa-bangsa lain. Namun yang terjadi Saul bertindak demi kepentingannya sendiri dan tak mau taat akan perintah Tuhan. Suka tidak suka, Samuel harus memberitakan kabar pemecatan ini kepada Saul.

Konfrontasi berisiko dan harus dilakukan hanya setelah kita mempersiapkan hati dengan saksama di hadapan Tuhan. Jangan ragu mendisiplin orang yang berulang kali diberi kesempatan untuk berubah namun tidak mau berubah. Memang kita akan turut merasakan derita disiplin yang kita lakukan, namun itulah tanda kita seorang gembala yang baik, gembala yang mau memukul dombanya yang bandel agar taat. • Richard


Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Sabtu, 16 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar