″Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh
suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang
abadi.″ (I Korintus 9 : 25)
Profesional, kita tentu akrab dengan
istilah profesional. Kata profesional sering kali dipakai sebagai ungkapan
pujian untuk seseorang atau badan usaha atas prestasi kerjanya. Jika kita puas
dengan pelayanan yang diberikan sebuah restoran tempat kita makan, kita
menyebut para ″staff″ rumah makan itu profesional sehingga kita tak segan-segan
merekomendasikan pada rekan-rekan lain. Kita puas ketika menghadiri sebuah
konser musik, sehingga kita menyebut panitia yang terlibat profesional.
Setiap orang tentu senang disebut profesional.
Lalu apa kriteria kita pantas disebut seseorang yang profesional? Seseorang
yang profesional adalah seseorang yang dapat melakukan pekerjaan terbaiknya
saat ia merasa tidak ingin melakukannya. Tidak setiap hari mood kita baik,
kadang kita dibuat jengkel karena ada masalah dengan pasangan, atau ada konflik
dengan rekan kerja. Namun seseorang yang profesional akan tetap mengerjakan apa
yang menjadi tugasnya dengan hasil terbaik. Ia berusaha tetap memberikan yang
terbaik sekalipun gajinya belum dibayar, atau ia sebetulnya tak suka
ditempatkan oleh bosnya di bagian yang sekarang sedang ia kerjakan.
Profesional, tetap lakukan yang terbaik
sekalipun mood kita sedang sangat jelek hari ini. Jangan biarkan mood
mengendalikan kita, namun kitalah yang harus mengendalikan mood itu. Tundukkan
apa yang tidak ingin Anda lakukan dengan tetap melakukannya karena Anda tahu
tindakan itu akan membawa berkat buat diri sendiri dan banyak orang. • Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Profesional – Sabtu, 9 Maret 2013
Doa : Bapa, bentuk kami menjadi
pekerja-pekerja Engkau yang profesional dan memiliki etos kerja tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar