″Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.″ (Roma 8
: 29)
Profesional, setiap hari jumat
sore, saya selalu meluangkan waktu untuk pergi ke toko buku untuk sekedar
membaca buku, atau kalau ada buku bagus saya baru membeli. Dalam kesempatan ini
saya suka berdiri di rak dekat kasir, karena di situ saya bisa melihat
orang-orang yang membayar biasanya memilih-milih buku renungan yang akan mereka
pakai menjadi panduan saat teduh. Saya merasa senang dan tersanjung saat
orang-orang itu memilih buku renungan dimana tulisan saya dimuat.
Setiap kita pasti senang kalau terpilih
dalam suatu kompetisi untuk menjadi pemenang, atau wakil dari suatu lembaga
tertentu yang kita ikuti. Saat masih kuliah, kita tentu senang terpilih oleh
universitas sebagai mahasiswa untuk pertukaran pelajar dengan universitas lain.
Saat menembak pujaan hati, kita senang karena dia memilih kita daripada yang
lain. Saat lamaran kerja kita diterima dan kita terpilih menjadi karyawan, kita
tentu senang karena berhasil mengungguli pelamar-pelamar lain. Bukan kebetulan
kita dipilih bekerja di perusahaan kita saat ini untuk memberikan kontribusi
terbaik. Bukan kebetulan kita dipilih Tuhan menjadi seorang Kristen.
Profesional, Tuhan telah memanggil kita
menjadi umat-Nya yang bertugas menjadi garam dan terang di mana pun, termasuk
di tempat kerja. Apakah kita sangat menghargai pilihan Tuhan dengan bekerja
sebaik mungkin seturut perintah Tuhan? Atau kita bekerja asal-asalan dan tak
ada bedanya dengan orang dunia? Sebagai orang pilihan, mari bekerja sebaik
mungkin dalam kondisi apapun. •
Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Profesional – Rabu, 6 Maret 2013
Doa : Bapa terima kasih karena telah
memilih aku menjadi umat-Mu yang mengarami dan menerangi dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar