Website counter

Minggu, 31 Maret 2013

Jangan Pilih Kasih

Baca : I Raja-raja 1 : 6
Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom. (I Raja-raja 1 : 6)

Cara tercepat untuk menghancurkan seorang anak adalah dengan memberikan segala sesuatu yang diinginkannya. Raja Daud adalah ayah yang buruk bagi Adonia, namun merupakan ayah yang menakjubkan bagi Salomo. Alkitab mencatat, selama hidupnya, Daud belum pernah menegur dia dengan ucapan, ditambah ia gagah perawakannya sehingga pasti menjadi pujaan para wanita dan kesayangan raja Daud. Alhasil, Adonia menjadi sombong dan mengambil keputusan tanpa sepengetahuan ayahnya. Adonia bertindak kurang ajar dengan mengangkat dirinya sendiri sebagai raja padahal ayahnya belum meninggal dan Tuhan tidak pernah merestuinya sebagai raja.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, ayah yang buruk atau pilih kasih bisa berupa ayah yang terlalu memanjakan anak yang satu dan mengabaikan anak yang lain, ayah yang terlalu menuntut, ayah yang suka melecehkan, ayah yang tidak berwibawa, ayah yang meninggalkan keluarganya, atau ayah yang menyembah roh jahat. Sedangkan Ayah yang menakjubkan adalah yang bertanggung jawab, mengasihi secara adil seluruh anggota keluarganya, menjadi imam atas keluarganya, selalu memberikan dorongan untuk anak-anaknya, dan tahu kapan harus memberikan hukuman atau memberikan pujian. Ayah seperti apakah kita? Ada banyak sekali contoh nyata di sekitar kita tentang anak-anak yang rusak hidupnya karena ayah yang buruk. Mungkin mereka tidak pilih kasih, namun berapa banyak di antara mereka bisa sangat sibuk kerja, namun tak ada waktu berkualitas buat anak istri. Secara keuangan mereka sangat cukupkan untuk rumah tangganya, namun secara kasih sayang minim. Sehingga, anak mereka diasuh dan diajari oleh televisi, yang lebih banyak mengajarkan hal negatif dari pada positif. Bukan salah anak kalau mereka terjadi persaingan antar saudara, atau anak memberontak kepada orangtua. Semua itu berasal dari ayah yang buruk.

Tuhan sudah memberikan kita contoh nyata akibat ayah yang buruk. Mari, sebagai kepala keluarga, jadilah ayah yang mempesona buat anak-anak. Kalau kita tidak tahu caranya, rendahkan hati untuk minta nasihat saudara seiman yang terbukti bisa mendidik anaknya dengan benar dan berkualitas. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 17 Maret 2013
Doa                 : Tuhan, ajar aku menjadi ayah yang berkualitas buat anak-anakku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar