Website counter

Minggu, 01 Januari 2012

Mengabdi Sampai Mati

Baca : II Timotius 4 : 1 – 8
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (II Timotius 4 : 7)

Letter from Iwo Jima adalah film yang diangkat dari kisah nyata kesetiaan seorang jenderal Jepang bernama Tadamichi Kuribayashi dalam perang dunia II. Ketika Jepang hampir kalah di tahun 1945, Kuribayashi mendapat perintah mempertahankan Pulau Iwo Jima dari gempuran pasukan sekutu hanya dengan tentara berjumlah kurang lebih dua puluh ribu orang tanpa dukungan angkatan laut dan udara. Sedangkan pasukan Sekutu yang menyerbu berjumlah seratus ribu pasukan dengan dukungan angkatan laut dan udara. Kuribayashi sadar dirinya tak mungkin menang melawan Sekutu dan seluruh pasukannya pasti mati. Meskipun tahu pasti kalah, Kuribayashi dengan sekuat tenaga mempertahankan pulau itu selama mungkin dan membunuh tentara Sekutu sebanyak mungkin. Di akhir cerita, Kuribayashi akhirnya mati dengan cara seppuku  dan hanya 296 tentaranya yang masih hidup.

Hamba Tuhan, sebagai warga negara kita pasti memiliki kehormatan untuk membela tanah air. Sebagai hamba Tuhan, apakah kita pun memiliki kehormatan untuk mengabdi pada Tuhan sampai mati meskipun sepanjang perjalanan kita akan mengalami banyak derita? Pada kenyataannya mengabdi pada Tuhan sangatlah tidak mudah. Dalam beberapa kesempatan, kita kadang mendengar ada rekan sesama hamba Tuhan yang mundur dari pelayanan karena godaan wanita dan harta. Sebagian lagi berhenti karena tak kuat menghadapi penderitaan. Sekarang bagaimana dengan kita sendiri? Apakah saat ini kita pun sedang berada di persimpangan jalan di mana kita harus memilih maju terus atau mundur?

Hamba Tuhan, Yesus sudah merelakan nyawaNya bagi kita dan semua orang. Para murid Yesus yang lain seperti Paulus, Petrus, Yohanes, sudah mati dengan cara-cara yang menyedihkan demi mewartakan kabar keselamatan tanpa pernah menyesal atau mundur dari iman mereka. Mereka sudah memelihara iman dan mendapat mahkota kebenaran. Jangan buat Tuhan menangis karena kita mundur, namun mengabdilah kepadaNya sampai Dia memanggil kita pulang. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Jumat, 27 January 2012
Pertanyaan     : Apakah aku memilih maju atau mundur dalam melayani Tuhan?
Aplikasi          : Jangan pernah mundur, tetaplah setia sampai mati.
Doa                : Tuhan, bantu aku tetap semangat dalam melayani-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar