Baca : II Timotius 4
: 1 – 8
Aku
telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku
telah memelihara iman. (II Timotius 4 : 7)
Letter from Iwo Jima
adalah film yang diangkat dari kisah nyata kesetiaan seorang jenderal Jepang
bernama Tadamichi Kuribayashi dalam perang dunia II. Ketika Jepang hampir kalah
di tahun 1945, Kuribayashi mendapat perintah mempertahankan Pulau Iwo Jima dari
gempuran pasukan sekutu hanya dengan tentara berjumlah kurang lebih dua puluh
ribu orang tanpa dukungan angkatan laut dan udara. Sedangkan pasukan Sekutu
yang menyerbu berjumlah seratus ribu pasukan dengan dukungan angkatan laut dan
udara. Kuribayashi sadar dirinya tak mungkin menang melawan Sekutu dan seluruh
pasukannya pasti mati. Meskipun tahu pasti kalah, Kuribayashi dengan sekuat
tenaga mempertahankan pulau itu selama mungkin dan membunuh tentara Sekutu
sebanyak mungkin. Di akhir cerita, Kuribayashi akhirnya mati dengan cara
seppuku dan hanya 296 tentaranya yang
masih hidup.
Hamba Tuhan, sebagai warga negara kita pasti memiliki
kehormatan untuk membela tanah air. Sebagai hamba Tuhan, apakah kita pun memiliki
kehormatan untuk mengabdi pada Tuhan sampai mati meskipun sepanjang perjalanan
kita akan mengalami banyak derita? Pada kenyataannya mengabdi pada Tuhan
sangatlah tidak mudah. Dalam beberapa kesempatan, kita kadang mendengar ada
rekan sesama hamba Tuhan yang mundur dari pelayanan karena godaan wanita dan
harta. Sebagian lagi berhenti karena tak kuat menghadapi penderitaan. Sekarang
bagaimana dengan kita sendiri? Apakah saat ini kita pun sedang berada di
persimpangan jalan di mana kita harus memilih maju terus atau mundur?
Hamba Tuhan, Yesus sudah merelakan nyawaNya bagi kita dan
semua orang. Para murid Yesus yang lain seperti Paulus, Petrus, Yohanes, sudah
mati dengan cara-cara yang menyedihkan demi mewartakan kabar keselamatan tanpa
pernah menyesal atau mundur dari iman mereka. Mereka sudah memelihara iman dan
mendapat mahkota kebenaran. Jangan buat Tuhan menangis karena kita mundur,
namun mengabdilah kepadaNya sampai Dia memanggil kita pulang. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Spirit Penuai – Jumat, 27 January 2012
Pertanyaan : Apakah aku memilih maju atau mundur dalam
melayani Tuhan?
Aplikasi : Jangan pernah mundur, tetaplah setia
sampai mati.
Doa : Tuhan, bantu aku tetap
semangat dalam melayani-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar