Website counter

Jumat, 28 Desember 2012

Tidak Dibatasi Logika

Baca : Matius 19 : 13 – 15
Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19 : 14)

Saya memiliki keponakan yang masih balita. Suatu hari saat saya sedang asyik membaca, tiba-tiba ia mendatangi saya dan berkata ia menjadi Batman. Dengan gaya khas anak-anak, ia beraksi seperti Batman dengan memukul ke sana ke mari lalu melompat-lompat. Ujung-ujungnya ia jatuh dari tempat tidur dan menangis. Saya lalu menghampiri dan menenangkannya, selain itu saya meledeknya kalau Batman itu jatuh nggak nangis. Meski konyol, saya tak halangi keponakan saya berimajinasi dengan tokoh idolanya dan berusaha menirunya. Saya biarkan dia percaya bahwa dirinya bisa menjadi jagoan pembela kebenaran.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, saya yakin saat kecil kita percaya tokoh-tokoh komik di TV atau dongeng-dongeng yang dibacakan orangtua kita. namun setelah kita semakin dewasa, kita semakin tidak percaya karena kita tidak lagi berpikir tokoh komik dan cerita dongeng itu nyata karena sistem logika kita berkembang. Kalau pun saat ini kita masih suka menonton film perang atau super hero dan dibuat terkagum-kagum, ujung-ujungnya kita berkata ah semua itu hanya film. Gawatnya, kita pun makin skeptid dan tidak percaya akan mukjizat Tuhan. kita merasa mustahil Tuhan bisa membuat mukjizat di zaman serba modern ini. Namun sadarkah kita mukjizat-Nya terus bekerja sampai sekarang? Coba kita perhatikan pesawat terbang, mobil, internet, satelit, atau gadget yang makin canggih. Itulah mukjizat Tuhan. Seratus tahun silam, mustahil kita bisa berkomunikasi dengan orang yang jaraknya ribuan kilometer, terbang melintasi pulau-pulau, atau mengirim berita dalam hitungan detik. Sekarang semuanya mungkin dan biasa saja.

Tuhan mengajar kita untuk belajar dari anak kecil karena anak kecil percaya imajinasi mereka sangat mungkin menjadi kenyataan. Sebagai anak-Nya, mari kita tetap memiliki iman dan pengharapan. Jangan sampai logika kita menghilangkan pengharapan dan iman kita kepada-Nya. Jangan pernah matikan rasa percaya kita akan mukjizat Tuhan dengan logika kita yang serba terbatas. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 23 Desember 2012
Pertanyaan    : Apakah logika menghalangi saya untuk percaya mukjizat Tuhan?
Aplikasi          : Jangan biarkan logika kita yang terbatas mematikan kepercayaan kita.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk tidak membatasi mukjizat-Mu dengan logika kami yang terbatas. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar