Baca : Matius 18 : 21
– 35
Tetapi
ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu! (Matius 18 : 28)
Perumpamaan Yesus tentang pengampunan menunjukkan bahwa ada
sebagian orang bersikap seperti kacang lupa kulitnya, atau ciptaan lupa
penciptanya. Hamba itu punya hutang sangat banyak sehingga tak sanggup membayar
dan raja berkenan menghapus semua hutangnya. Namun saat ia pulang dan melihat
temannya yang mempunyai hutang seratus dinar muncul. Tanpa basa-basi ia
langsung tagih. Saat temannya memohon padanya, ia tak mau kompromi dan langsung
menjebloskannya dalam penjara.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita mungkin akan buru-buru
berkata bahwa aku selalu ingat Tuhan kok. Aku tahu kok perintah Tuhan untuk
mengampuni. Puji Tuhan kalau kita tahu, namun sudah dipraktekkan belum? Sering
tanpa kita sadari atau memang kita sadari, kita kerap melupakan Tuhan. Contoh
tindakannya adalah kita lupa atau malas meluangkan waktu untuk menengok
orangtua secara rutin. Kita pilih-pilih dalam mengampuni orang-orang yang
menyakiti hati kita. Kalau orang itu menguntungkan, kita ampuni. Kalau orang
itu membuat kita harus berkorban, kita tidak mau. Kita tidak mau bayar pajak
dengan alasan pajak yang kita bayarkan dikorupsi aparatur negara. Padahal
firman Tuhan menyuruh kita bayar pajak (Lukas 20:25). Kita kurang berempati
dengan kesusahan rekan kerja atau bawahan kita saat mereka minta pinjaman
hutang buat biaya berobat atau sekolah anak mereka. Kita menjadi anak bangsa
yang lupa akan jasa para pahlawan saat kita malas-malasan bekerja dan selalu
menyalahkan atasan.
Tuhan sudah menghapuskan dosa kita yang begitu besar,
sehingga mari kita dengan besar hati mau mengampuni orang-orang yang bersalah
dan melukai hati kita. Jangan menjadi hakim atas sesama kita, namun mari
belajar melihat mereka sebagai manusia biasa yang sama seperti kita, yang bisa
salah dan jatuh dosa. Jangan pernah menutup hati untuk mengampuni dan jangan
pernah menghakimi dosa atau kesalahan orang lain. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Selasa, 20 Oktober 2012
Pertanyaan : Apakah saya mau berbesar hati dalam
mengampuni siapapun?
Aplikasi : Jangan pernah menutup hati untuk
mengampuni
Doa :
Tuhan, lembutkan hatiku agar bisa memahami sesamaku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar