Website counter

Jumat, 28 Desember 2012

Ciptaan Lupa Penciptanya

Baca : Matius 18 : 21 – 35
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! (Matius 18 : 28)

Perumpamaan Yesus tentang pengampunan menunjukkan bahwa ada sebagian orang bersikap seperti kacang lupa kulitnya, atau ciptaan lupa penciptanya. Hamba itu punya hutang sangat banyak sehingga tak sanggup membayar dan raja berkenan menghapus semua hutangnya. Namun saat ia pulang dan melihat temannya yang mempunyai hutang seratus dinar muncul. Tanpa basa-basi ia langsung tagih. Saat temannya memohon padanya, ia tak mau kompromi dan langsung menjebloskannya dalam penjara.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita mungkin akan buru-buru berkata bahwa aku selalu ingat Tuhan kok. Aku tahu kok perintah Tuhan untuk mengampuni. Puji Tuhan kalau kita tahu, namun sudah dipraktekkan belum? Sering tanpa kita sadari atau memang kita sadari, kita kerap melupakan Tuhan. Contoh tindakannya adalah kita lupa atau malas meluangkan waktu untuk menengok orangtua secara rutin. Kita pilih-pilih dalam mengampuni orang-orang yang menyakiti hati kita. Kalau orang itu menguntungkan, kita ampuni. Kalau orang itu membuat kita harus berkorban, kita tidak mau. Kita tidak mau bayar pajak dengan alasan pajak yang kita bayarkan dikorupsi aparatur negara. Padahal firman Tuhan menyuruh kita bayar pajak (Lukas 20:25). Kita kurang berempati dengan kesusahan rekan kerja atau bawahan kita saat mereka minta pinjaman hutang buat biaya berobat atau sekolah anak mereka. Kita menjadi anak bangsa yang lupa akan jasa para pahlawan saat kita malas-malasan bekerja dan selalu menyalahkan atasan.

Tuhan sudah menghapuskan dosa kita yang begitu besar, sehingga mari kita dengan besar hati mau mengampuni orang-orang yang bersalah dan melukai hati kita. Jangan menjadi hakim atas sesama kita, namun mari belajar melihat mereka sebagai manusia biasa yang sama seperti kita, yang bisa salah dan jatuh dosa. Jangan pernah menutup hati untuk mengampuni dan jangan pernah menghakimi dosa atau kesalahan orang lain. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Selasa, 20 Oktober 2012
Pertanyaan    : Apakah saya mau berbesar hati dalam mengampuni siapapun?
Aplikasi          : Jangan pernah menutup hati untuk mengampuni
Doa                 : Tuhan, lembutkan hatiku agar bisa memahami sesamaku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar