Website counter

Jumat, 28 Desember 2012

Kompak

Baca : Kisah Para Rasul 2 : 41 – 47
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, (Kisah Para Rasul 2 : 46)

Saya pernah diundang kebaktian di sebuah gereja yang cukup besar. Seperti kebaktian pada umumnya, tentu diawali dengan puji-pujian. Dalam sesi pujian itu saya merasa kurang nyaman karena antara singer, song leader, dan para pemain musik tidak ada kekompakan. Musiknya lebih cepat daripada suara penyanyinya, dan kadang musiknya terlalu tinggi nadanya sehingga suara penyanyi tidak sampai dan terdengar fals. Saya lalu bertanya pada si pengundang, apakah kejadian ini sering. Dia menjawab kadang-kadang begitu, biasanya ini terjadi karena ada konflik internal song ministry. Alat-alat musik secanggih apapun, soundsystem secanggih apapun, para penyanyi bersuara emas semerdu apapun, tak akan menghasilkan satu musik yang merdu kalau orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak sehati, itulah pelajaran yang saya tangkap.

Setiap kita pasti bergereja, dan tak sedikit yang terlibat pelayanan. Di tempat kerja, kita pun pasti bekerjasama dengan rekan-rekan dalam menyelesaikan tugas. Dalam melakukan berbagai kegiatan, terutama kegiatan besar, pasti kita butuh bantuan orang lain dan sehati dalam mengerjakannya. Kalau tidak, jangan harap pekerjaan itu memberi hasil yang terbaik. Selesai dikerjakan mungkin, namun tidak mungkin memberikan hasil yang terbaik. Kenapa dalam satu tim kadang tidak kompak, padahal orang-orangnya bertalenta semua? Karena ada satu dua orang yang ingin lebih menonjol. Jemaat yang pertama bisa bertumbuh dengan cepat padahal zaman itu mereka ditindas habis-habisan karena mereka bertekun dan sehati (ayat 46). Tak ada yang mementingkan diri sendiri dan dengan tulus hati saling menguatkan satu sama lain. Oleh karena itu tak heran Tuhan tiap-tiap hari menambahkan jumlah mereka (ayat 47).

Apa motivasi kita terlibat dalam satu tim di bidang apapun? Apakah karena ingin kelihatan lebih hebat dan lebih penting daripada yang lain, apakah karena ingin menghasilkan satu karya terbaik, apakah karena ingin mendapat uang, apakah ingin memanfaatkan orang lain? Jadilah bagian dari tim apapun yang kita ikuti dengan motivasi yang benar, yaitu mau bekerjasama dan tulus dalam bertindak. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Kamis, 13 Desember 2012
Pertanyaan    : Apa motivasi saya terlibat dalam satu tim di bidang apapun?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang mampu bekerja sama dan tulus dalam bertindak.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk tidak saling menonjolkan dir satu sama lain. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar