Baca : Lukas 5 : 1 –
11
Dan
sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan
segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (Lukas 5 : 11)
Kalau ingin berhasil kita harus punya hikmat atau
pengetahuan, bukan sekadar spekulasi. Dalam mengerjakan bidang apapun, kita
wajib memiliki hikmat akan bidang yang kita geluti. Coba bayangkan, bagaimana
mungkin saya bisa sukses sebagai penulis sementara pengetahuan saya tentang
menulis nol besar? Tentu saja bukan berarti kita harus benar-benar seratus persen
menguasai lebih dahulu bidang yang akan kia geluti. Karena kalau kita selalu
menunggu hikmat kita sempurna, maka selamanya kita tidak akan melangkah.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, lalu bagaimana cara kita
memiliki hikmat? Belajarlah dari orang-orang terbaik di bidangnya dan jangan
melupakan Tuhan sebagai Sumber Hikmat. Saat Yesus mengajak Petrus dan
rekan-rekannya menjadi penjala manusia, mereka sama sekali tidak mengerti
bagaimana cara mengabarkan firman Tuhan, bagaimana cara menyembuhkan penyakit,
bagaimana cara menangani masalah dalam pelayanan, atau bagaimana cara
menghadapi orang-orang yang mendebat pengajaran mereka. Mereka ikut Yesus dulu
dan belajar dari Yesus. Mereka perhatikan dan catat apa saja yang Yesus
perbuat, sehingga kita hari ini mengenal kitab-kitab dalam Perjanjian Baru
seperti Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Mereka pun pernah mengalami
beberapa kegagalan saat menjadi murid Yesus, namun mereka semakin ahli.
Akhirnya setelah Yesus terangkat ke sorga, mereka mampu menginjil sama seperti
Yesus menginjil. Mereka bisa menjadi rasul yang hebat bukan dalam waktu sehari
dua hari, namun butuh waktu bertahun-tahun.
Kalau kita merasa kekurangan hikmat hari ini, jangan pernah
ragu memintanya kepada Tuhan. Dengan senang hati Tuhan akan tambahkan hikmat
kita dengan berbagai cara ajaib yang tak pernah kita duga. Di samping itu,
giatlah belajar dari orang-orang yang sudah ahli di bidang yang ingin kita
geluti. Kalau kita gagal berulangkali saat mulai merintis usaha, jangan patah
semangat. Jadikan berbagai kegagalan yang ada sebagai sarana untuk membentuk
mental kita menjadi pejuang yang berkarakter dan berhikmat. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Senin, 26 November 2012
Pertanyaan : Apakah saya kekurangan hikmat?
Aplikasi : Jangan pernah ragu meminta hikmat
dari Tuhan.
Doa :
Tuhan, lembutkan hatiku agar mau belajar dari orang yang ahli. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar