Baca : Bilangan 14 :
1 – 38
Kecuali
Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut
TUHAN dengan sepenuh hatinya. (Bilangan 32 : 12)
Suatu hari di sebuah perusahaan, seorang atasan meminta
seluruh bawahannya untuk lembur. Secara spontan beberapa karyawan melontarkan
komentar, ″Yah, tergantung imbalannya dong.″ Mendengar hal itu, atasan pun
memberikan jawaban agar orang-orang yang mengharapkan uang tambahan karena
lembur silahkan membuat surat pengunduran diri. Suasana ruangan pun segera
hening. Kejadian itu pernah terjadi di perusahaan tempat saya bekerja beberapa
tahun lalu.
Sahabat
RePa, semua orang pasti ingin mendapatkan sesuatu yang utuh alias sepenuh hati.
Sebagai suami, Anda ingin mendapatkan cinta yang sepenuh hati dari istri.
Sebagai atasan, Anda ingin bawahan bekerja sepenuh hati kepada perusahaan yang
Anda pimpin. Sebagai anak, Anda ingin mendapatkan kasih sayang yang penuh dari
orangtua. Tuhan pun ingin setiap orang menyembahnya dengan sepenuh hati
sehingga hukum Tuhan yang terutama dan yang pertama dalam hukum Taurat adalah :
Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu (Matius
22:37). Dalam tindakan nyata bekerja dengan sepenuh hati sudah dilakukan banyak
orang disekitar kita. Para tentara kita dengan sepenuh hati menjaga kedaulatan
NKRI walaupun gajinya terbilang minim, para tukang sampah setiap hari dengan
sepenuh hati membersihkan sampah walaupun gajinya minim, guru-guru bantu di pulau-pulau
terpencil dengan sepenuh hati tetap mengajar walaupun gajinya sering telat
dikirim dan hidup sangat sederhana, para misionaris yang menginjil ke pedalaman
sepenuh hati memberitakan injil walaupun hidup serba kekurangan dan sederhana.
Upah orang yang bekerja sepenuh hati adalah berkat Tuhan yang tak ternilai,
yang itu sudah dibuktikan oleh Yosua dan Kaleb. Alkitab mencatat hanya mereka
berdua yang tinggal hidup dari orang-orang seangkatannya karena mereka mengikut
Tuhan dengan sepenuh hati.
Mari kita awali hari ini dengan menyembah
Tuhan dan bekerja dengan sepenuh hati. Jangan pernah hitung-hitungan dalam
bekerja karena sebuah pekerjaan atau karya yang terbaik hanya bisa tercipta
dari orang-orang yang mau melakukannya dengan sepenuh hati. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Pagi – Minggu, 5 Agustus 2012
Pertanyaan : Apakah aku melakukan segala
aktifitas dengan sepenuh hati?
Aplikasi : Kerjakan segala
sesuatu dengan sepenuh hati.
Doa : Tuhan, berikan
aku kekuatan lebih agar mampu bertindak sepenuh hati. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar