Baca : Markus 5 : 1 –
20
Yesus
mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki
babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari
tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. (Markus 5 : 13)
Menteri BUMN
Dahlan Iskan di acara talk show Kompas Karier Fair 2012, menceritakan
pengalamannya pernah mempertahankan seorang pegawainya untuk tetap bekerja,
sekalipun merugikan perusahaannya Rp 110 miliar. Suatu saat pegawainya itu mengajukan
konsep membangun bisnis. Dahlan pun mengizinkan uang perusahaannya sebesar Rp
10 miliar dipakai membuka bisnis itu. Pihak Singapura memberikan pinjaman Rp
100 miliar. Lalu, Rp 110 miliar itu diputar. ketika terjadi krisis, uang itu ludes.
Pegawai itu menghadap dan menangis di depannya. Dahlan mengaku tak menemukan
celah si pegawai ingin korupsi dengan uang perusahaannya. Ketika pegawai itu
bertanya, apakah dia harus keluar, Dahlan dengan tegas menjawab tidak. Dahlan
beralasan, pegawai tersebut telah belajar dari kesalahannya. Kejadian buruk
tersebut dianggapnya hanya risiko bisnis semata.
Hamba Tuhan,
Tuhan sangat menghargai kita semua, termasuk jiwa-jiwa yang masih terhilang
dengan nilai yang sangat tinggi. Sewaktu Yesus melihat ada seorang Gerasa yang
dirasuk legion sehingga menjadi gila dan sangat menderita, Yesus usir legion
itu. Namun legion minta sarat yang cukup mahal untuk melepaskan orang Gerasa,
ia minta pindah ke pasukan babi yang sedang mencari makan, dan Yesus penuhi
syarat itu. Marilah kita menghitung, anggaplah seekor babi harganya satu juta
lalu dikalikan dua ribu. Hasilnya 2 miliar. Yesus rela membayar harga begitu
mahal hanya demi satu orang Gerasa, yang notabene bukan orang Yahudi, karena
Yesus ingin menunjukkan pada kita semua bahwa jiwa manusia sangat berharga.
Hamba Tuhan,
kalau hari ini kita merasa merugi banyak karena mengasihi satu jiwa yang
terhilang, mintalah ampun pada Tuhan karena kita mulai hitung-hitungan. Tuhan
Yesus tak pernah hitung-hitungan dalam menyelamatkan jiwa yang hilang, bahkan
Ia rela mati. Hendaknya kita pun tidak berhitung masalah uang, waktu, tenaga,
maupun pikiran demi menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. • Richard T.G.R
Catatan :
Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Rabu, 22 Agustus 2012
Pertanyaan : Apa yang aku rasakan saat mengasihi jiwa-jiwa yang belum
percaya?
Aplikasi : Jangan pernah perhitungan dalam menyelamatkan jiwa.
Doa : Tuhan, lembutkan hatiku agar
tidak perhitungan saat menyelamatkan jiwa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar