Baca : Lukas 10 : 21
– 24
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada
murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: Berbahagialah mata yang melihat apa
yang kamu lihat. (Lukas 10 : 23)
Seorang
teman sharing kepada saya tentang anak-anaknya. Satu hari dia mengajak kedua
anaknya yang masih duduk di bangku SD pergi ke sebuah taman dan mereka berdoa
bersama di sana.
Selesai berdoa, ia bertanya kepada dua anaknya apa yang membuat mereka
bersyukur hari itu. Kedua anaknya menjawab dengan beberapa jawaban, namun ada
dua jawaban yang membuatnya diam-diam menangis. Sang anak berkata ia bersyukur
memiliki dua orangtua yang masih hidup dan selalu mengasihi mereka. Dia berkata
sebagai ayah dia bisa memberikan mereka uang saku, baju bagus atau mainan,
namun ia tak mampu membeli sebuah pujian dari anaknya sendiri. Dia menangis
karena mendapatkan jawaban jujur yang tak ternilai.
Segala
benda yang dijual bisa kita beli saat kita memiliki uang, namun uang tak bisa
membeli segala-galanya. Kita bisa membeli tempat tidur, namun bukan tidur
nyenyak. Kita bisa membeli rumah, namun bukan rumah tangga. Kita bisa membeli
Alkitab, namun bukan keselamatan. Kita bisa membelikan mainan termahal, namun
bukan kasih sayang. Kita bisa membayar pelacur untuk tidur dengan kita, namun
bukan kepuasan. Kita bisa membayar pengawal bersenjata, namun bukan damai
sejahtera. Uang memang penting dan kita selalu butuh uang, namun uang bukan
segala-galanya. Yesus pernah berkata kepada para muridNya bahwa mereka harus
bersukacita karena nama mereka terdaftar di sorga (Lukas 10:20). Murid-murid Yesus tak mampu memberikan
banyak uang persembahan, mereka pun kalah jauh dibandingkan orang-orang Farisi
dan Ahli-ahli Taurat dalam hal ibadah. Mereka tak mampu membeli sorga, namun
Yesus sendiri berkata kepada mereka bahwa nama mereka terdaftar di sorga. Yesus
secara tersirat menegaskan bahwa keselamatan kekal tak mampu dibeli dengan
harga berapapun karena keselamatan itu anugrah.
Apakah
yang selama ini kita kejar? Apakah kita hanya mengejar sesuatu yang bisa dibeli
dengan uang, atau kita mengejar sesuatu yang tak ternilai seperti keselamatan
kekal, kasih sayang keluarga, nama baik, dan damai sejahtera? Kejar dan raih
sesuatu yang ternilai sehingga Anda selalu mampu bersukacita dalam segala
keadaan. Sukacita yang tidak bisa dibeli dengan uang! • Richard T.G.R
Catatan :
Renungan ini dimuat di Renungan Malam – Kamis, 17 Mei 2012
Pertanyaan : Apakah yang selama ini aku kejar?
Aplikasi : Kejar dan raih sesuatu yang tak ternilai.
Doa : Tuhan, bimbing aku untuk
lebih mementingkan sesuatu yang tak bisa dibeli dengan uang. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar