Baca : Amsal 6 : 6 –
11
Kemalasan
mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. (Amsal
19 : 15)
Tak ada seorang pun yang bangga jika mendapat julukan
pemalas, namun ada banyak orang tidak sadar dirinya malas. Untuk menyadarkan
orang-orang yang mengira dirinya rajin namun sesungguhnya pemalas, berikut tiga
ciri-ciri seorang pemalas.
Pertama, pemalas selalu memiliki alasan untuk menghindar
dari sebuah pekerjaan. Ia selalu punya alasan untuk menyelamatkan diri dari
pekerjaan yang menanti. Dalam kehidupan gereja, si pemalas akan selalu punya alasan
untuk tidak pergi ke gereja. Entah karena cuaca sedang hujanlah, pendeta yang
berkhotbah tidak sesuai dengan seleranya, dll. Kedua, pemalas selalu menunda
pekerjaan yang harus segera ia selesaikan. Ia tunda pekerjaan yang ada sehingga
menumpuk. Setelah menumpuk dan kebingungan menyelesaikannya, barulah ia panik
dan mengerjakannya sekuat tenaga. Ada juga pemalas yang justru tak
mengerjakannya sama sekali dan sibuk cari bantuan ke sana ke mari. Dia yang menunda
pekerjaan tetapi orang lain yang kena getahnya. Ketiga, pemalas tidak pernah
setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya. Hal ini bisa terjadi karena
ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu
berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu akan membuang-buang waktu saja.
Padahal segala hal besar berasal dari hal kecil. Bagaimana mungkin Tuhan
memberikan kita perkara besar kalau perkara kecil saja kita tak setia
mengerjakannya?
Keluarga yang dikasihi Tuhan, jika ada diantara kita
memiliki salah satu ciri-ciri di atas, alangkah bijaknya jika kita mau
merendahkan hati dan memperbaiki diri. Jangan tunggu kemiskinan datang menyerbu
sehingga kita berkekurangan dan dipandang rendah oleh Tuhan maupun sesama.
Kemalasan memang mendatangkan kenikmatan untuk satu hari, namun di hari
berikutnya kita akan menderita. Kalau kita sudah berkeluarga, memiliki anak dan
istri/suami, maka mereka pun akan menanggung akibat kemalasan kita. Jadilah
rajin seperti semut sehingga kita selalu mampu mencukupkan diri. • Richard
T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu,
20 Mei 2012
Pertanyaan : Apakah selama ini aku setia dengan apa
yang Tuhan percayakan?
Aplikasi : Jadilah rajin.
Doa :
Tuhan, ajar aku untuk rajin bekerja. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar