Website counter

Selasa, 29 Mei 2012

Nasihat untuk Pemalas

Baca : Amsal 6 : 6 – 11
Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. (Amsal 19 : 15)

Tak ada seorang pun yang bangga jika mendapat julukan pemalas, namun ada banyak orang tidak sadar dirinya malas. Untuk menyadarkan orang-orang yang mengira dirinya rajin namun sesungguhnya pemalas, berikut tiga ciri-ciri seorang pemalas.

Pertama, pemalas selalu memiliki alasan untuk menghindar dari sebuah pekerjaan. Ia selalu punya alasan untuk menyelamatkan diri dari pekerjaan yang menanti. Dalam kehidupan gereja, si pemalas akan selalu punya alasan untuk tidak pergi ke gereja. Entah karena cuaca sedang hujanlah, pendeta yang berkhotbah tidak sesuai dengan seleranya, dll. Kedua, pemalas selalu menunda pekerjaan yang harus segera ia selesaikan. Ia tunda pekerjaan yang ada sehingga menumpuk. Setelah menumpuk dan kebingungan menyelesaikannya, barulah ia panik dan mengerjakannya sekuat tenaga. Ada juga pemalas yang justru tak mengerjakannya sama sekali dan sibuk cari bantuan ke sana ke mari. Dia yang menunda pekerjaan tetapi orang lain yang kena getahnya. Ketiga, pemalas tidak pernah setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya. Hal ini bisa terjadi karena ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu akan membuang-buang waktu saja. Padahal segala hal besar berasal dari hal kecil. Bagaimana mungkin Tuhan memberikan kita perkara besar kalau perkara kecil saja kita tak setia mengerjakannya?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, jika ada diantara kita memiliki salah satu ciri-ciri di atas, alangkah bijaknya jika kita mau merendahkan hati dan memperbaiki diri. Jangan tunggu kemiskinan datang menyerbu sehingga kita berkekurangan dan dipandang rendah oleh Tuhan maupun sesama. Kemalasan memang mendatangkan kenikmatan untuk satu hari, namun di hari berikutnya kita akan menderita. Kalau kita sudah berkeluarga, memiliki anak dan istri/suami, maka mereka pun akan menanggung akibat kemalasan kita. Jadilah rajin seperti semut sehingga kita selalu mampu mencukupkan diri. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 20 Mei 2012
Pertanyaan    : Apakah selama ini aku setia dengan apa yang Tuhan percayakan?
Aplikasi          : Jadilah rajin.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk rajin bekerja. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar