Baca : Amsal 20 : 3
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi
orang yang sabar memadamkan perbantahan. (Amsal 15 : 18)
Di
mana-mana yang namanya gosip pasti akan selalu ada. Sehebat apapun kita menjaga
diri untuk tetap melakukan sesuatu yang benar, gosip bisa selalu muncul.
Walaupun bagi pihak yang menjadi korban, gosip terasa memerahkan telinga, namun
gosip sesungguhnya ada gunanya kalau kita memandangnya secara positif. Sebagian
psikolog setuju bahwa gosip, baik atau buruk, mencerminkan hal yang kita
inginkan dan butuhkan. Di lingkungan kerja, dimana komunikasi sangat terbuka, gosip
yang beredar pada umumnya tak saling menyakiti dan lebih berfungsi sebagai alat
untuk menjalin hubungan. Namun jika kita bekerja di lingkungan kerja dimana
rasa saling percaya rendah, biasanya gosip mengandung unsur peperangan. Orang
saling menusuk dari belakang dan saling gosip merupakan salah satu bentuk
kompetisi alami.
Lalu apa yang harus kamu lakukan
kalau saat ini menjadi korban gosip? Tak perlu ambil pusing! Sadarilah bahwa
gosip hanyalah cara beberapa orang untuk melewatkan waktu luang dan kesenangan
seseorang melihat kita kesusahan. Biang gosip akan tertawa melihat kita
marah-marah atau sibuk memberikan konfirmasi karena itu menandakan dia berhasil
dan kita termakan ucapannya. Kalau kita memang tidak melakukan sesuatu seperti
gosip yang gencar berembus, buat apa cape-cape membantah. Semakin kita
membantah, semakin senang para penggosip berusaha menjatuhkan. Orang lain bisa
melakukan segala cara, salah satunya gosip, untuk membuat kita marah. Namun
pilihan untuk marah atau bersabar sepenuhnya ada pada diri kita sendiri. Lebih
baik kita gunakan energi untuk melakukan tindakan-tindakan yang berkualitas dan
menghebatkan diri daripada menghabiskan energi untuk mengurusi hal-hal yang
tidak perlu. Jika seseorang atau beberapa orang mengajak kita bergosip tentang
hal-hal yang buruk, hindarilah dan berusaha mengalihkannya ke hal-hal yang
positif.
Tuhan memberikan satu mulut dan dua telinga agar kita lebih banyak mendengar dan hati-hati dalam
berbicara. Jangan emosional saat menjadi korban gosip dan jangan pernah menjadi
penggosip. Jika ya, hendaklah kamu
katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari
pada itu berasal dari si jahat (Matius 5:37). • Richard T.G.R
Pertanyaan : Apakah yang
biasanya aku lakukan saat menjadi korban gosip?
Aplikasi : Jangan
pernah meladeni penggosip.
Doa : Tuhan,
ajar aku untuk tidak sibuk mengurusi perkara yang sia-sia. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar