Baca : Matius 5 : 33 – 37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat. (Matius 5 : 37)
Beberapa
waktu lalu saya memesan dua buah rak buku kepada sebuah toko mebel. Karena
barang sesuai perkataan pemilik mebel baru bisa diantar besok pukul 2 siang,
maka saya memberikan uang muka 50%. Besoknya saya tunggu sampai pukul 3,
pesanan tak kunjung diantar sehingga saya sms toko mebel itu dan dijawab rak
tersebut sedang diplitur dan baru akan diantar besok pukul 11 siang. Saya sudah
jengkel, namun saya masih bersabar. Besoknya saya tunggu lagi sampai pukul
11.30 dan pesanan itu kembali belum diantar sehingga saya kirimkan sms kembali
minta konfirmasi. Akhirnya barang itu baru dikirim sorenya. Sebagai pembeli
saya kecewa dan kapok untuk membeli lagi di toko itu. Meskipun mutu barangnya
bagus, namun saya tak mau lagi membeli di toko itu karena janji yang tak
kunjung ditepati dan kurang menghargai pembeli.
Pernahkah Anda dikecewakan
seseorang atau suatu perusahaan gara-gara janji yang tak ditepati dan tak ada
konfirmasi yang baik dari orang yang mengecewakan? Mari kita sama-sama belajar
tidak sembarangan berjanji, bahkan untuk hal paling sepele sekalipun, kalau
kita merasa tak sanggup menepati janji itu. Dari cara kita menepati janji,
orang bisa menilai siapa kita dan salah satu keberhasilan kita dimasa depan
ditentukan dari seberapa serius kita menepati janji hari ini. Kalau hari ini
kita pedagang dan berjanji pada pembeli untuk mengirimkan barang besok, maka
kirimlah besok. Bukan lusa. Kalau pun mengalami sesuatu sehingga harus menunda,
segeralah konfirmasi dan minta maaf, bukannya membiarkan pembeli menghubungi
dan menagih janji. Kalau kita dikenal sebagai sosok yang menepati janji dalam
hal apapun, orang suka bekerjasama dengan kita dan mereka yakin kita tidak akan
membuat mereka susah. Namun kalau asal berjanji dan sering tidak menepati,
mereka akan kecewa, tidak lagi percaya pada kita, dan yang terburuk mereka tak
mau bekerjasama lagi.
Janji adalah hutang sehingga
harus ditepati. Tuhan selalu menepati janji-Nya, sehingga sebagai
murid-muridNya mari kita pun melakukan teladan Guru kita dengan selalu menepati
janji dan segera meminta maaf kalau gagal menepati janji. • Richard T.G.R
Pertanyaan : Apakah aku
menghargai janjiku kepada orang lain?
Aplikasi : Integritas
kita terlihat dari cara kita menepati janji, jadi selalu tepati janji.
Doa : Tuhan,
bantu aku agar menghargai janjiku sendiri. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar