Baca : II Tawarikh 26 : 1 – 13
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi
hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN,
Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah
pembakaran ukupan. (II Tawarikh 26 : 16)
Menjadi seseorang yang berhasil
serta sukses dalam segala sesuatu yang kita kerjakan tentu menjadi idamam semua
orang. Oleh karena itu wajar jika kita berdoa, berpuasa, dan berusaha agar kita
bisa menjadi orang berhasil dan sukses. Tidak salah dan justru kita harus
menjadi orang yang berhasil karena Tuhan tak ingin kita menjadi orang yang
menyia-nyiakan talenta, namun apakah saat meminta kesuksesan, kita juga meminta
kemampuan untuk mengelola dan menjaganya? Banyak orang hari ini tahunya hanya
meminta berkat, namun mereka tak meminta kemampuan untuk mengelolanya dengan
baik.
Hasilnya sudah sering kita lihat
dan dengar. Ada
anak Tuhan yang dahulu hidupnya miskin dan susah, sangat setia kepada Tuhan.
Namun kini setelah Tuhan memberkati hidupnya, ia menjadi congkak dan
menggunakan kekayaan itu untuk hidup dalam dosa. Ada pula orang yang meminta jabatan, dan oleh
Tuhan diberikan jabatan tersebut. Namun setelah menduduki jabatan, ia malah
menyalahgunakannya untuk korupsi. Uzia adalah salah satu raja yang memerintah
kerajaan Yehuda. Ketika kita membaca kisahnya, akan kita dapati Tuhan
memberkati dirinya begitu banyak. Pertanian, peternakan, pertahanan negara, dan
pasukannya Tuhan berkati berlimpah-limpah. Namun Uzia menjadi tinggi hati dan
jatuh di puncak kejayaannya. Hidupnya berakhir tragis sebagai penderita kusta
dan mati dalam pengasingan karena ia tinggi hati dan berubah setia kepada
Tuhan.
Mari kita renungkan kembali
setiap berkat yang telah Tuhan berikan dalam tangan kita. Apakah berkat itu
sudah kita kelola dengan baik atau kita belum bisa mengelolanya? Jangan pernah
meminta berkat berlimpah-limpah kalau kita sadar diri kita belum mampu
mengelolanya. Tuhan memberikan kita berkat sesuai dengan kemampuan kita
mengelolanya. Tuhan bisa dengan sangat gampang memberikan berkat yang kita mau,
namun marilah kita terlebih dahulu memiliki kemampuan untuk mengelolanya dan
rendah hati, sehingga saat berkat itu benar-benar tercurah, kita bisa
mengelolanya dengan maksimal dan tidak jatuh dalam dosa tinggi hati. • Richard
T.G.R
Pertanyaan : Apakah aku
memiliki kemampuan untuk mengelola dan menjaga berkat?
Aplikasi : Mintalah
kemampuan mengelola berkat sebelum meminta berkat.
Doa : Tuhan,
latih diriku untuk bisa mengelola berkat-Mu dengan baik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar