Website counter

Jumat, 30 September 2011

Mantel Lusuh


Baca : Lukas 19 : 1 – 10
Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (Lukas 19 : 6)

Dalam sejarah China Dinasti Zhou Barat, ada cerita tentang seorang panglima perang yang begitu disegani anak buahnya. Dalam sebuah peperangan menjelang musim dingin, pasukannya kalah dan lari. Dalam pelarian, musim dingin tiba dan mereka semua menderita kekurangan makanan, pakaian dan obat-obatan. Saat melakukan ronda, panglima ini melihat seorang prajurit muda menggigil kedinginan karena pakaiannya sudah compang-camping. Dengan tak banyak bicara, panglima ini menanggalkan mantel kebesarannya yang sudah lusuh dan compang-camping lalu menggenakannya kepada prajurit ini. Prajurit muda ini terharu dan rekan-rekannya yang melihat kejadian ini pun menaruh hormat yang sangat dalam kepadanya. Di pertempuran selanjutnya, sang panglima berhasil selamat dan kembali ke ibukota karena prajurit muda dan teman-temannya memaksanya pergi dan gugur untuk membalas budi mantel lusuhnya yang melambangkan perhatian dan ketulusan.

Bukan pemberiannya yang penting namun niat memberikan itulah yang terpenting. Tuhan selalu mengajarkan kepada kita agar memberikan segala sesuatu dengan ketulusan, bukan dengan pikiran untung dan rugi. Pernahkah kita bertanya mengapa Zakheus mau menjadi murid Yesus padahal Yesus secara materi tak memberikan keuntungan dan Zakheus pun belum pernah mendengar Yesus berkhotbah? Karena Yesus memberikan perhatian yang tulus. Zakheus bisa merasakan ketulusan Yesus saat memintanya turun dan ingin menumpang dirumahnya. Semua orang sesungguhnya bisa merasakan apakah sesuatu yang kita berikan benar-benar tulus atau memang ada maunya.

Di tengah dunia yang semakin mementingkan materi dan untung rugi, apakah kita masih tulus memberikan segala sesuatu kepada orang lain? Apakah kita mengambil hati pembeli atau langganan kita dengan ketulusan atau tipu daya? Berilah pemberian yang tulus, maka kesetiaan dan kehormatan yang akan kita terima. Banyak orang rela menjadi martir bagi Yesus karena mereka merasakan ketulusan Yesus dalam mengasihi. Marilah kita tulus dalam mengasihi seperti Yesus. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah aku tulus memberikan segala sesuatu kepada orang lain?
Aplikasi          : Berilah dengan tulus.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tulus dalam mengasihi sesamaku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar