Website counter

Jumat, 09 September 2011

Jangan Seperti Papa


Baca : I Raja-raja 2 : 1 – 12
Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju. (I Raja-raja 2 : 3)

Almarhum Papa saya di masa hidupnya bukanlah seseorang yang kaya atau terkenal. Beliau bekerja sebagai pelayan toko di kota Majenang. Setiap hari Papa berangkat pukul 7 pagi ke toko. Di toko ia melayani pembeli yang datang silih berganti. Menimbang telur, mengangkat dus aqua, membersihkan lantai, menata barang, adalah salah satu pekerjaan yang beliau lakukan. Papa baru pulang ke rumah sekitar pukul 8 malam. Kalau kita melihat pelayan toko kelontong melayani pembeli, itulah gambaran pekerjaan Papa saya. Ketika saya lulus SD, Papa berkata ia ingin kelak saya bisa kuliah di Semarang, melihat penghasilan Papa yang terbilang pas-pasan saya bertanya kenapa Papa pingin saya bisa kuliah. Papa waktu itu menjawab bahwa beliau ingin kelak saya tidak seperti dirinya. Papa ingin saya memiliki pekerjaan yang jauh lebih baik, salah satu sarana penunjangnya adalah dengan mengenyam bangku kuliah. Harapan Papa itu berhasil saya wujudkan karena sekarang saya bisa bekerja sebagai penulis.

Ada sebagian orang tua yang tak ingin anaknya kelak menjadi seperti dirinya karena dia mengharapkan sang anak jauh lebih baik dari dirinya. Keinginan ini sangatlah baik karena semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang sukses dan berhasil dalam hidupnya, bukannya mengalami kesusahan dan kekurangan. Sama seperti keinginan orang tua kita di dunia, Tuhan pun sangat ingin kita hidup dalam kelimpahan, baik secara duniawi maupun jasmani. Namun mengapa tak semua orang Kristen mengalami kelimpahan, kenapa ada sebagian orang Kristen masih hidup dalam kekurangan dan kemiskinan padahal hidup mereka sungguh-sungguh melekat pada Tuhan? Apakah itu artinya Tuhan pilih kasih? Berkat Tuhan tak bisa kita lihat dari satu sudut saja.

Sampai hari ini banyak orang salah mengartikan berkat Tuhan. Berkat Tuhan hanya dilihat dari sudut pandang materi, jabatan, kesehatan, atau uang. Padahal berkat Tuhan sangatlah banyak. Orang Kristen yang miskin secara harta dan kesehatan, belum tentu ia miskin secara sukacita dan karakter berkualitas. Orang Kristen yang kaya secara harta, belum tentu karakternya berkualitas. Jadi kita tak bisa menilai seseorang diberkati Tuhan atau tidak, kaya atau miskin, dari apa yang nampak saja. Kita juga harus bisa menilai dari apa yang tidak nampak. Rahasia untuk kita menikmati berkat Tuhan secara limpah sesungguhnya sangat sederhana, yaitu setialah kepada Tuhan dan lakukan apa yang berkenan bagiNya. Mungkin kita saat ini belum menerima berkat secara materi, namun kita sudah menerima berkat sukacita. Kekayaan materi hanya bisa kita miliki selama kita hidup di dunia, oleh karena itu jangan jadikan itu yang terutama. Kejarlah berkat-berkat rohani seperti buah-buah roh dan pengenalan kita akan Tuhan, sehingga dari waktu ke waktu rohani dan jasmani kita akan mengalami pertumbuhan. • Richard T.G.R

Pertanyaan      : Bagaimana cara pandangku tentang berkat Tuhan?
Aplikasi           : Jangan menilai berkat hanya dari apa yang terlihat.
Doa                 : Tuhan, ajar aku selalu setia kepada-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar