Baca : Mazmur 91 : 1 – 16
Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku
akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (Mazmur
91 : 14)
Kalau
hari ini seseorang bertanya kepada kita apakah asset paling berharga yang kita
punyai, jawaban apa yang kita berikan? Apakah kita akan menjawab rumah,
perusahaan, keluarga, tubuh kita, pasangan kita, otak kita, pekerjaan kita,
atau apa? Sebagian besar orang akan berkata bahwa otak merekalah asset yang
terbesar, dan jawaban itu tidak sepenuhnya salah. Memang betul otak yang kita
punya adalah anugrah Tuhan yang luar biasa. Kita hari ini bisa tahu segala
sesuatu, melakukan segala sesuatu, dan merencanakan segala sesuatu, semuanya
bermula dari otak kita yang beratnya hanya 1/50 dari berat badan kita. Namun
otak kita bukanlah segala-galanya. Meski otak cukup penting, namun asset
terpenting kita sebetulnya hati.
Keluarga yang dikasihi Tuhan,
hari ini banyak orang Kristen yang cerdas dan sangat rajin datang maupun
melayani di gereja, namun hanya sedikit yang benar-benar memiliki hati mau
melekat pada Tuhan. Contoh sederhananya adalah hari ini sebagian orang Kristen
berhasil lulus perguruan tinggi, usahanya sukses, pelayanannya pun oke, namun
keluarganya berantakan dan dirinya dikenal sebagai orang bermuka dua. Hari ini
banyak orang cerdas menjadi wakil rakyat, namun kenyataan berbicara sebagian
dari mereka masuk penjara karena terbukti melakukan korupsi, tindakan asusila,
atau terlilit hutang dan main perempuan. Otak secerdas apapun akan sia-sia
kalau kita tidak memiliki hati yang melekat pada Tuhan. Dunia selalu menuntut
kita mempelajari ilmu sebanyak mungkin agar bisa selalu bisa bersaing atau
digilas, namun Tuhan menuntut lebih daripada itu, Tuhan menuntut kita
melekatkan hati kepada-Nya.
Hari ini mari kita bertanya pada
diri kita masing-masing, apakah hatiku sungguh-sungguh melekat pada Tuhan
sehingga hidupku seturut dengan firman-Nya? Atau aku menjalani hari-hari hanya
sebatas menggunakan otak saja? Untuk berhasil dalam segala hal kita tidak hanya
membutuhkan otak yang cerdas, namun juga membutuhkan hati yang selalu melekat
pada Tuhan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Rabu, 28 September 2011
Pertanyaan : Apakah hatiku melekat pada Tuhan?
Aplikasi : Jangan hanya mengandalkan otak.
Doa : Tuhan, ajar aku selalu
melekatkan hatiku pada-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar