Website counter

Sabtu, 10 September 2011

Jangan Sembunyi

Baca : Kejadian 3 : 1 – 24
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (Kejadian 3 : 8)

Pertengahan tahun 2011 lalu, berita tanah air dihebohkan oleh ulah seorang istri mantan petinggi Polri yang diduga ikut terlibat dalam kasus suap. Supaya urusan ini jelas, KPK memintanya untuk datang ke kantor KPK dan memberikan keterangan sebagai saksi. Namun sang istri ini tak hadir dengan alasan sedang berobat ke luar negeri karena menderita penyakit lupa berat. Begitu berat penyakit lupanya sampai-sampai si istri lupa pulang ke tanah air dan keluarganya pun seakan lupa ia sekarang sedang berada di negara mana. Akibat tak kunjung muncul dengan alasan sakit lupa, KPK menaikkan statusnya menjadi tersangka, dan meminta bantuan Interpol untuk mencari dan menangkapnya. Lalu apa alasan sederhana si istri lupa pulang dan pihak keluarga tak mau memberitahu di mana keberadaannya? Takut menerima hukuman. Kalau tidak bersalah kenapa takut pulang, betul tidak?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kisah di atas adalah satu kisah yang nyata-nyata terjadi di negara kita. Sekarang bagaimana dengan hidup kita sendiri? Apakah kita tanpa sadar juga suka sembunyi-sembunyi dengan Tuhan karena kita melakukan suatu dosa atau kesalahan yang kebetulan belum diketahui orang lain? Mungkin kita bukan koruptor, tidak merugikan negara, tidak merugikan perusahaan tempat kita bekerja, tidak merugikan gereja tempat kita beribadah, namun apakah kita menyembunyikan satu dosa dan tak mau mengakuinya kepada Tuhan? Kita begitu senang menuding kesalahan dan dosa orang lain, ada pula segelintir orang yang menghakimi seakan-akan dirinya sendiri sudah benar. Cobalah kita mengoreksi diri sendiri, jangan-jangan kita pun menyimpan dosa. Kisah manusia jatuh dalam dosa adalah contoh bahwa sembunyi tak akan pernah menyelesaikan masalah. Hidup kita tak akan tenang sampai kita mengakui dosa itu kepada Tuhan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, damai sejahtera hanya bisa kita dapat kalau kita mau terbuka dan mengakui dosa. Jangan pernah ″menyimpan bangkai″ karena bau busuknya pasti akan tetap tercium juga. Jadilah seorang Kristen yang berani bertanggung jawab atas setiap kesalahan dan dosa yang kita buat. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Jumat, 30 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku menyembunyikan dosa?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang berani bertanggung jawab.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mau terbuka dengan-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar