Website counter

Sabtu, 10 September 2011

Jangan Menoleh Ke Belakang

Baca : Kejadian 19 : 1 - 29
Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang ….." (Kejadian 19 : 17)

Sewaktu saya duduk di bangku SD, almarhum Papa saya mengajari saya naik sepeda. Papa mengajak saya ke sebuah lapangan di alun-alun kota, dan mulailah Papa mengajari caranya naik sepeda. Pertama-tama Papa menyuruh saya naik sepeda dan mengayuhnya, sementara tangan kanan Papa memegang setang dan tangan kirinya memegang sadel sepeda. Saya kayuh sepeda itu mengelilingi lapangan tanpa jatuh. Setelah beberapa kali melakukan hal itu, Papa melepaskan pegangan tangan kanannya sehingga otomotis kemudi dikendalikan penuh oleh saya. Saat berbelok kadang saya masih jatuh. Setelah mengemudi bisa, Papa tidak berada di samping saya, melainkan ia berkata akan memegangi sadel saya dari belakang. Ia pun berpesan agar saya jangan menoleh ke belakang. Saya kemudian mengayuh sepeda itu sambil sesekali mendengar Papa memberi instruksi agar terus mengayuh. Setelah beberapa kali latihan, Papa kembali menyuruh saya kembali latihan, namun anehnya saat mengayuh saya tak lagi mendengar suaranya, sehingga saya menengok. Ternyata Papa jauh di belakang saya, saya jatuh karena kaget dan kehilangan kendali. Papa ternyata diam-diam melepaskan pegangannya agar saya mampu menjaga keseimbangan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kenangan bersama almarhum Papa, mengajarkan kepada saya agar fokus ke depan, bukan fokus ke belakang. Menengok ke belakang sesekali itu boleh, namun jangan pernah kehilangan fokus kita ke depan, karena kita bisa jatuh atau menabrak. Kita tak akan pernah bisa kembali ke masa lalu, namun kita bisa memperbaiki masa lalu hari ini dengan melakukan yang terbaik, sehingga masa depan kita akan cerah dan memberikan dampak yang baik untuk hidup kita. Kita hidup hari ini, bukan hari kemarin.

Pengalaman istri Lot dan pengalaman saya pribadi adalah salah satu contoh bahwa saat kita mengalihkan pandangan kita dari Tuhan atau tidak lagi patuh akan perintah-Nya, cepat atau lambat kita pasti akan jatuh. Hiduplah dan jalanilah hari ini dengan penuh semangat dan jadikan pengalaman hari kemarin sebagai pembelajaran agar hari ini kita melakukan yang lebih baik dan selalu fokus kepada Tuhan. {rtgr}

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Senin, 05 September 2011
Pertanyaan    : Apakah fokus kita?
Aplikasi          : Fokuslah ke depan, bukan ke belakang.      
Doa                 : Tuhan, ajar aku fokus ke masa kini dan masa depan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar