Website counter

Jumat, 31 Mei 2013

Keluarga Yang Menjadi Bersaksi

Baca : Kisah Para Rasul 16:13-18
Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (Kisah Para Rasul 16:14)

Dalam jemaat kami ada salah satu jemaat bernama Roni yang sudah berkeluarga. Dalam beberapa kesempatan, Roni suka mengundang teman-temannya datang dalam acara ibadah tengah minggu gereja kami. Di tengah kesibukannya mengelola dua usahanya, membesarkan kedua anaknya bersama istrinya, ia masih ada waktu untuk membantu hidup teman-temannya yang menikah. Saya pernah bertanya pada salah satu kenalannya, bagaimana ia bisa mengenal Roni dan mau diajak datang ke gereja. Ia berkata Roni adalah pribadi yang terbuka dan mau peduli dengan hidupnya. Meski Roni tak pernah membahas firman Tuhan, namun kepeduliannya yang tulus kepada rekan-rekannya membuat mereka saat ini mau belajar firman Tuhan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, banyak orang berpikir memenangkan orang lain menjadi murid Yesus adalah hal yang sulit, sehingga ujung-ujungnya mereka berkata itu tugas pendeta. Betul salah satu tugas pendeta adalah memenangkan orang, namun jangan lupa salah satu tugas orang Kristen adalah pergi dan jadikan semua bangsa muridKu (Matius 28:19). Caranya, dengan menjadi saksi kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Tak semua kita hapal firman Tuhan, aktif pelayanan, namun hidup keluarga kita sendiri bisa menjadi saksi buat mereka, dan itu khotbah yang paling hidup dan mengena. Percuma kita tahu banyak firman Tuhan, fasih menceramahi orang tentang firman, namun hidup keluarga kita sendiri berantakan. Saat Paulus di Filipi, ia berhasil memenangkan Lidia. Lidia dan seluruh keluarganya dibaptis. Bukti kesungguhan Lidia tak sampai sekedar baptisan saja, namun ia menyediakan rumahnya untuk tempat tinggal para rasul. Lidia menjadi saksi buat orang-orang di sekitarnya meski ia perempuan dan tidak fasih berkhotbah.

Mari kita menjadi kepala keluarga yang takut akan Tuhan, sehingga anggota keluarga kita pun meneladani kita. Melalui keluarga kita, orang-orang bisa melihat ikut Tuhan membawa damai sejahtera baik untuk kehidupan di dunia maupun di sorga. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Selasa, 14 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya sudah bersaksi?
Aplikasi          : Jangan takut bersaksi.
Doa                 : Tuhan, berkati orang-orang sekeliling kami melalui kehidupan keluarga kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar