Baca
: II Samuel 12 : 1 – 25
Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut
memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata:
"Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia
tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya:
anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!" (II Samuel 12 :
18)
Tidak ada yang ingin menyampaikan berita
buruk. Tidak ada orang yang ingin mendengar berita buruk. Tapi mau tidak mau
kita harus tetap menyampaikannya kepada orang yang kita kasihi. Salah satu
berita buruk yang harus saya sampaikan kepada Mama dan kakak-kakak saya adalah
saat Papa meninggal di rumah sakit. Kebetulan saat itu hanya saya dan beberapa
saudara yang berada di rumah sakit. Kala itu saya bingung mau ngomong apa dan
bersusah hati. Akhirnya setelah menenangkan diri sejenak, saya mengabari Kakak
di Semarang dan menceritakan sejujurnya berita duka itu. Kami lalu pulang ke
rumah dan saya menyampaikan secara singkat kepada Mama bahwa Papa meninggal
dunia.
Girls, apa yang musti kita lakukan kalau kita harus menyampaikan
berita buruk? Pertama, tenangkan diri dan berdoa. Memang berdoa tidak akan
merubah berita buruk itu menjadi baik, namun kita akan dikuatkan dan mampu
mengatakan apa yang memang harus kita katakan. Kedua, sampaikan apa yang memang
harus kita katakan, jangan ditambahi jangan juga dikurangi. Ceritakan apa
adanya walaupun itu menyakitkan. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius
5:37). Ketika pegawai-pegawai Daud tahu anak yang dikasihi tuannya mati, mereka
takut memberitahukan kepadanya, jangan-jangan Daud mencelakakan diri. Saat Daud
melihat mereka dan bertanya apa yang terjadi, mereka menjawab apa adanya.
Memang menyakitkan buat Daud dan Batsyeba, namun para pegawai Daud sudah
melakukan bagian mereka dengan benar.
Jangan pernah lari dari tanggung
jawab saat kita harus menyampaikan kabar buruk kepada siapapun. Mungkin kita
akan dimarahi dan harus membayar kerugian kalau kabar buruk itu terjadi karena
ulah kita, atau kita harus menjalani hukuman karena melakukan satu tindak
kejahatan, namun jangan pernah cari-cari alasan untuk membela diri karena siap
bertanggung jawab jauh lebih terhormat dari pada tidak bertanggung jawab. •
Richard
Catatan :
Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Selasa, 28 Mei 2013
Pertanyaan : Apakah
saya suka lari dari tanggung jawab?
Aplikasi :
Jangan pernah mencari-cari alasan untuk tidak bertanggung jawab.
Doa :
Tuhan, ajar kami menjadi anak-Mu yang bertanggung jawab. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar