Baca : II Timotius 3
: 10 – 17
Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. (II Timotius 3 : 16)
Bulan Oktober 2012 silam, sebagian besar jemaat gereja saya,
termasuk saya, pergi mengikuti konferensi di Surabaya selama tiga hari.
Pembukaan konferensi adalah sore hari, namun pagi hari kami sudah sampai.
Karena masih banyak cukup waktu luang, sebagian kami ingin jalan-jalan ke
Surabaya, sayangnya pemandu jalan kami yang orang asli Surabaya kecapean
sehingga keberatan menemani kami. Karena mobil kami dilengkapi GPS, dengan
percaya diri kami berkata bisa kok jalan-jalan sendiri. Saudara kami yang
kecapean biarlah istirahat di hotel. Akhirnya kami nekat jalan tanpa pemandu ke
PGS (Pusat Grosir Surabaya). Meski ada GPS, kami akhirnya tersesat karena salah
belok, ditambah kami tak menguasai medan. Ada pula mobil seorang saudara yang
satu iringan dengan kami ditilang polisi karena tidak laju terus di satu
belokan yang harusnya jalan terus. Alhasil perjalanan yang harusnya satu jam
menjadi tiga jam karena kami merasa bisa tanpa pemandu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, banyak orang Kristen hari ini
tersesat hidupnya sekalipun tiap minggu tak pernah absen ke gereja dan ada pula
beberapa yang aktif pelayanan. Hal ini bisa terjadi bukan karena mereka tidak
tahu kebenaran firman Tuhan, bukan karena mereka kurang talenta, namun karena
mereka hanya sekedar tahu firman Tuhan, namun mengandalkan kekuatan diri
sendiri. Kekuatan diri sendiri memang penting, namun tanpa panduan firman
Tuhan, kita akan boros energi dan tidak menutup kemungkinan tersesat sekalipun
kita sudah tahu teorinya. Saya percaya semua orang Kristen tahu teori bahwa
seorang bapak harus mendidik anaknya, seorang suami harus mengasihi istrinya,
seorang istri harus menjadi penolong buat suaminya. Namun tak semua orang
Kristen mengandalkan Tuhan dan mempraktekkannya. Sehingga tidak usah heran
kalau ada orang Kristen yang hidupnya lebih berantakan daripada orang yang tak
kenal Tuhan.
Sehebat apapun kemampuan kita saat ini, jangan pernah
mengandalkan kekuatan diri sendiri. Andalkan selalu Tuhan dengan tak jemu-jemu
melakukan firman-Nya karena itulah yang akan memandu kita membuat
keputusan-keputusan yang benar. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Senin, 21 Januari 2013
Pertanyaan : Apakah saya suka mengandalkan diri
sendiri?
Aplikasi : Selalu andalkan Tuhan setiap waktu.
Doa :
Tuhan, bantu kami untuk menjadikan firman-Mu panduan hidup kami dan ajar kami
tidak mengandalkan diri sendiri. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar