Baca : Mazmur 119 :
105 – 112
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku. (Mazmur 119 : 105)
Ada dua orang mahasiswa yang indekost di satu rumah yang
mirip asrama. Namanya si A dan si B. Rumah itu sama sekali tanpa pagar sehingga
para mahasiswa yang bukan penghuni kost itu bisa lalu lalang dengan bebas dan
bisa langsung melihat pemandangan jalan. Satu hari, pemilik kost membuat pagar
keliling yang cukup tinggi dan kokoh, plus sebuah pintu gerbang. Si A kurang
senang dengan keputusan pemilik kost karena merasa kebebasannya dibatasi. Ia
tak bisa melihat para mahasiswi cantik berseliweran dan harus membuka dan
menutup pintu gerbang saat keluar masuk. Sedangkan mahasiswa B senang dengan
pagar yang ada karena ia merasa sepeda motornya lebih aman, tak sembarangan
orang bisa masuk ke tempat kostnya, dan pagar itu melindungi kamarnya dari
panas matahari yang menyengat di sore hari.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, ada banyak sekali perintah
Tuhan dalam Alkitab. Ada perintah yang enak, ada perintah yang tidak enak.
Khusus untuk perintah yang tidak enak seperti mengasihi orang yang membenci
kita, menginjil ke sana ke mari, mengajar orang Alkitab, atau tunduk pada suami
meski suami kita jahat, apakah kita menganggap perintah itu beban atau terang?
Salah satu penyebab rohani kita tidak bertumbuh adalah karena menganggap
perintah Tuhan itu beban, kekang yang membuat kita tidak bebas bertindak, dan
membuat kita lemah di mata dunia. Orang yang pesimis melihat perintah Tuhan
adalah sesuatu yang sangat tidak enak, sehingga mereka mempunyai seribu satu
alasan untuk mengatakan perintah itu tidak bisa saya lakukan. Sedangkan orang
yang pesimis akan menganggap perintah itu adalah pelita, yang menerangi
jalannya dan melindunginya saat melangkah ke mana pun. Sekalipun tidak enak
buat dagingnya, ia akan tetap semangat menerapkannya dalam kehidupannya
sehari-hari.
Tuhan sengaja memberikan berbagai perintah yang membatasi
kita melakukan segala sesuatu bukan untuk membuat kita tidak bisa menikmati
hidup, namun untuk melindungi diri kita sendiri. Sehingga lihat kebenaran
firman Tuhan dengan cara pandang yang optimis. Orang yang optimis selalu bisa
melihat berkat di musibah seburuk apapun. Sedangkan orang yang pesimis selalu
bisa melihat kesulitan di berkat sebaik apapun. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Rabu, 30 Januari 2013
Pertanyaan : Apakah saya semangat melakukan firman Tuhan?
Aplikasi : Lakukan perintah Tuhan dengan
sukacita.
Doa : Tuhan, ajar saya untuk selalu optimis
dalam melihat semua kebenaran firman-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar