Baca : Kejadian 3 : 1
– 24
Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (Kejadian 3 : 6)
Agustinus (354 – 430), seorang teolog
terkemuka pada masa gereja mula-mula, mengenang ketertarikannya pada hal yang
terlarang. Dalam bukunya Confessions, ia menulis, ″Di dekat kebun anggur kami
ada sebatang pohon pir yang berbuah lebat. Pada suatu malam yang berbadai, kami
anak-anak berandalan bersepakat untuk mencurinya … Kami mengambil begitu banyak
pir – bukan untuk kami nikmati sendiri, melainkan untuk dilemparkan ke
babi-babi. Kami hanya makan beberapa, sekedar merasakan nikmatnya buah curian.
Buah-buah pir itu enak. Namun bukan pir itu yang diinginkan jiwa saya yang hina
ini, karena sebenarnya saya punya banyak yang lebih enak di rumah. Saya
mengambilnya hanya untuk menjadi pencuri … Keinginan mencuri muncul hanya
karena ada larangan mencuri.″
Sifat alami manusia adalah memberontak.
Kejadian pasal kedua dengan detail menceritakan bagaimana Tuhan menempatkan
manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (ayat 15).
Ada begitu banyak buah yang segar dan enak yang boleh manusia makan sepuasnya,
Tuhan hanya melarang satu jenis buah untuk dimakan, karena mereka akan mati.
Tuhan pun sediakan pasangan hidup. Apakah Adam dan Hawa berkekurangan? Tidak
juga. Meski telanjang, mereka tidak malu dan memelihara taman itu karena dosa
belum meracuni. Namun saat Hawa tergoda untuk melanggar dan kemudian
benar-benar melakukannya, damai sejahtera hilang dan mereka berusaha melarikan
diri dari Tuhan. Kabar baiknya adalah Tuhan mengampuni mereka dan kita semua,
di sisi lain pun Tuhan ingin kita mengendalikan godaan dan memberikan Roh Kudus
untuk memampukan kita lebih menuruti keinginan Allah.
Memang sulit menahan godaan diri untuk
korupsi saat sebagian orang sengaja korupsi, memang berat mengatakan kebenaran
saat banyak orang biasa berbohong, memang butuh pengorbanan untuk
menomorsatukan Tuhan daripada harta atau pangkat, namun kita pasti bisa kalau
mengizinkan Tuhan yang mengendalikan kita, bukan kedagingan kita. Melawan
keinginan daging dengan kemampuan diri sendiri tak akan pernah berhasil, namun
saat kita mengijinkan Roh Kudus pimpin hidup kita, kita pasti berhasil. • Richard
T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Spirit – Selasa, 15 Januari 2013
Pertanyaan :
Keinginan daging apa yang sudah saya lawan?
Aplikasi : Ijinkan Tuhan kendalikan hidup kita.
Doa : Bantu saya Tuhan untuk mampu
melawan berbagai godaan dosa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar