Baca : Ibrani 11 : 8
– 19
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11
:1)
Apa perbedaan antara iman dan nekat? Untuk menjawabnya kita
harus tahu terlebih dahulu definisi keduanya. Ibrani 11 : 1 menjawab iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. Sedangkan nekat menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah kata sifat yang berarti berkeras hati dengan kemauan kuat,
tidak mau memperhatikan apa-apa lagi. Satu hal utama yang membedakan iman dan nekat
yaitu fokusnya. Kalau kita memiliki iman, maka fokusnya pasti kepada Tuhan.
Namun kalau kita nekat, fokus kita bisa berpusat pada apa saja selain Tuhan,
seperti diri sendiri, benda-benda tertentu, kesempatan, dll.
Bicara masalah iman, Tuhan dalam kitab Ibrani memberikan
banyak sekali contoh saksi iman. Salah satunya Abraham. Alkitab mencatat
Abraham adalah saksi iman karena ia taat saat disuruh Tuhan pergi ke suatu
negeri yang akan diterimanya. Abraham tidak pergi dengan kemauannya sendiri,
namun karena ia memiliki dasar dan bukti. Abraham percaya dengan otoritas Allah
sehingga dalam ayat-ayat selanjutnya Ia tak pernah ragu untuk melakukan apa
yang Tuhan mau, bahkan saat disuruh membunuh anaknya sendiri.
Apakah kita hari ini
melakukan segala sesuatu dengan iman atau nekat, hanya kita yang bisa
menjawabnya. Pertanyaan sekarang adalah apakah iman itu sering kita gunakan
untuk memaksa Tuhan? Misalnya kita ingin naik gaji sekian juta, dan tiap hari
kita doa minta kenaikan gaji. Kita minta kenaikan gaji bukan karena kekurangan,
namun ingin bisa lebih banyak lagi memuaskan daging.
Iman bukanlah alat
untuk kita memaksa Tuhan melakukan sesuatu dengan cara kita, namun membiarkan
Tuhan bekerja dengan cara-Nya dan kita melakukan bagian kita. Tuhan memang
memberikan kita kebebasan untuk melakukan usaha semaksimal mungkin agar hidup
kita semakin sejahtera sehingga bisa memberkati sesama, namun bukan usaha yang nekat.
Melakukan usaha dengan nekat berarti kita mengandalkan kekuatan diri sendiri
dan melupakan Tuhan yang memiliki kuasa untuk mengatur segala-galanya. Jadilah
orang beriman, bukan orang nekat dan bukan orang yang menggunakan iman untuk
memaksa Tuhan menuruti segala keinginan kita. • Richard
T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan Pagi
– Rabu, 23 Januari 2013
Pertanyaan : Apakah saya suka memaksa Tuhan?
Aplikasi : Jangan pernah memaksa Tuhan.
Doa : Sesulit apapun kondisi kami,
Bapa, kami tidak akan menuntut Engkau selalu memenuhi permohonan kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar